GAZA - Ada kekhawatiran baru akan meluasnya kekerasan, khususnya di Yerusalem, selama bulan suci Ramadhan, karena gencatan senjata masih sulit dicapai.
Hamas telah mengulangi seruan kepada warga Palestina untuk meningkatkan kunjungan ke Masjid al-Aqsa.
Israel menuduh Hamas berusaha untuk menyulut konflik di wilayah tersebut selama Ramadhan, yang dimulai pada 11 Maret untuk warga Palestina.
Tempat suci ketiga dalam Islam ini merupakan tempat ibadah umat Islam setempat.
Namun situs tersebut yang juga merupakan tempat paling suci dalam Yudaisme, yang dikenal sebagai Temple Mount, sering menjadi titik nyala ketika konflik Israel-Palestina bergejolak.
Ramadhan akan dimulai pada Senin 11/3/2024) bagi warga Palestina dengan penampakan bulan baru.
Pekan lalu, halaman Al-Aqsa tampak tenang saat saya berkunjung, namun pikiran jamaah Palestina tertuju pada perang.
“Orang-orang tidak ingin merayakan dan menikmati tradisi Ramadhan yang biasa,” kata seorang wanita, Ayat, dengan sedih, dikutip BBC. “Tahun ini, mereka tidak akan melanjutkannya karena apa yang terjadi di Gaza,” lanjutnya.
Harapan bahwa gencatan senjata selama 40 hari dapat berlaku pada awal Ramadhan telah memudar meskipun sumber-sumber Mesir mengatakan para mediator akan kembali bertemu dengan delegasi Hamas pada Minggu (10/3/2024) untuk mencoba mencapai kesepakatan dengan Israel.
Israel mengatakan pada Sabtu (9/4/2024) bahwa kepala mata-matanya telah bertemu dengan timpalannya dari AS ketika pihaknya melanjutkan upaya untuk mencoba membebaskan puluhan sandera.
Setelah itu, kantor Perdana Menteri (PM) Israel mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa Hamas berrtahan pada pendiriannya, seolah-olah mereka tidak tertarik pada suatu kesepakatan.
Kerangka kerja rencana yang sedang dibahas adalah pembebasan beberapa sandera Israel yang diculik oleh Hamas dalam serangan mematikan pada 7 Oktober lalusebagai ganti tahanan Palestina dan peningkatan bantuan, di tengah peringatan PBB akan kelaparan.
“Ramadhan ini akan sulit. Bagaimana kita bisa berbuka puasa dan makan setiap hari ketika kita memikirkan rekan-rekan kita di Gaza,” komentar Abu Nader, yang mengikuti berita tersebut, saat ia melintasi Al-Aqsa dengan skuter mobilitasnya.
“Kami berdoa kepada Tuhan untuk waktu yang lebih baik,” ujarnya.
Polisi Israel selalu terlihat tersebar di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa yang luas dan menempatkan petugas di setiap gerbang untuk mengontrol akses.
Akhir pekan ini, ribuan polisi telah dikerahkan di Kota Tua di mana puluhan ribu jamaah diperkirakan setiap hari berada di masjid al-Aqsa.
(Susi Susanti)