Media Hamas mengatakan pada Selasa (19/3/2024) malam, serangan udara Israel di sebuah bundaran besar menewaskan 30 orang dari kelompok yang dibentuk oleh klan lokal untuk mengamankan masuknya truk bantuan ke Kota Gaza.
Hamas mengecam serangan terhadap kelompok yang melindungi truk bantuan sebagai upaya untuk menyebarkan kekacauan dan anarki keamanan.
Di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, serangan udara Israel yang menargetkan bangunan tempat tinggal tiga lantai menewaskan sedikitnya 15 orang, dan beberapa diyakini terjebak di bawah reruntuhan.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai serangan udara tersebut.
Di Rafah, para penyintas yang kebingungan berjalan melewati reruntuhan sebuah rumah pada Selasa (19/3/2024) pagi, salah satu dari beberapa bangunan yang terkena serangan udara Israel semalam yang menewaskan 14 orang di kota tersebut, di mana lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza terpaksa mengungsi ke perbatasan selatan dengan Mesir.
Di kamar mayat rumah sakit terdekat, para kerabat meratap di samping mayat-mayat yang tergeletak di jalan berbatu. Seorang wanita membuka kain kafan kecil yang berlumuran darah untuk memperlihatkan wajah seorang anak laki-laki, sambil mengayun-ayunkannya ke depan dan ke belakang dalam pelukannya.
“Ada dukungan AS, dukungan Eropa, dan dukungan seluruh dunia untuk Israel, mereka mendukung mereka dengan senjata dan pesawat,” kata salah satu pelayat, Ibrahim Hasouna. “Mereka mengejek kami dan mengirimkan empat atau lima tetes (bantuan) hanya untuk menyelamatkan muka mereka,” lanjutnya.
(Susi Susanti)