GAZA - Pemantau kelaparan internasional Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), yang diandalkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mengatakan pada Senin (18/3/2024) bahwa kekurangan pangan di Gaza telah jauh melampaui tingkat kelaparan, dan warga Gaza akan segera mati kelaparan tanpa adanya gencatan senjata.
IPC, dalam sebuah tinjauan pada Senin (18/3/2024), tanpa tindakan segera, kelaparan akan melanda antara sekarang dan Mei di Gaza utara, di mana 300.000 orang terjebak akibat pertempuran.
Skenario yang paling mungkin dari tinjauan tersebut adalah bahwa tingkat malnutrisi akut dan kematian yang sangat kritis akan segera terjadi pada lebih dari dua pertiga penduduk di wilayah utara. IPC terdiri dari badan-badan PBB dan kelompok bantuan global.
Laporan IPC mengatakan jika Israel melanjutkan serangan yang dijanjikan di Rafah, 1,1 juta orang di Gaza, atau setengah dari jumlah penduduk Gaza, diperkirakan akan menghadapi kekurangan makanan yang ekstrim, yang mengakibatkan kelaparan dan kematian di rumah tangga.
Human Rights Watch mengatakan pada akhir Februari bahwa Israel menghalangi penyediaan layanan dasar serta masuknya dan distribusi bahan bakar dan bantuan penyelamatan nyawa di Gaza. Dilaporkan bahwa ini adalah “hukuman kolektif,” yang dianggap sebagai kejahatan perang berdasarkan hukum kemanusiaan internasional.
Israel, yang pada awalnya hanya mengizinkan bantuan melalui dua pos pemeriksaan di tepi selatan Gaza, membantah bersalah atas kelaparan di wilayah tersebut dan mengatakan pihaknya sudah membuka rute baru melalui darat, laut, dan udara.
Dilaporkan bahwa PBB dan lembaga bantuan lainnya harus berbuat lebih banyak untuk mendatangkan makanan dan mendistribusikannya. PBB mengatakan hal ini tidak mungkin terjadi tanpa akses dan keamanan yang lebih baik, yang keduanya merupakan tanggung jawab Israel.