WASHINGTON - Para pejabat senior Amerika Serikat (AS) dan Israel mengadakan pertemuan virtual pada Senin (1/4/2024) untuk membahas proposal alternatif pemerintahan Presiden AS Joe Biden terhadap invasi militer Israel ke Rafah di Jalur Gaza selatan yang ditentang oleh Washington.
Seorang pejabat AS mengatakan pertemuan itu telah selesai dan pernyataan tertulis mengenai hal itu diharapkan akan disampaikan kemudian.
Presiden Joe Biden telah mendesak Israel untuk tidak melakukan serangan besar-besaran di Rafah untuk menghindari lebih banyak korban sipil di kalangan penduduk Palestina di Gaza, di mana menurut otoritas kesehatan Palestina lebih dari 32.000 orang telah terbunuh.
Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan Amerika Serikat telah menyampaikan kekhawatirannya mengenai operasi darat besar-besaran di Rafah, tempat perlindungan terakhir yang relatif aman bagi lebih dari 1 juta warga sipil Palestina yang mengungsi.
“Jika mereka ingin melanjutkan operasi militer, kita harus melakukan pembicaraan ini,” kata Jean-Pierre dalam sebuah pengarahan, dikutip BBC.
“Kami harus memahami bagaimana mereka akan bergerak maju,” lanjutnya.
Dia mengatakan kepada wartawan bahwa penasihat keamanan nasional Jake Sullivan akan memimpin diskusi di pihak AS.
Seorang pejabat Israel di Washington mengatakan peserta Israel termasuk Menteri Urusan Strategis Ron Dermer dan penasihat keamanan nasional Tzachi Hanegbi. Mereka adalah orang kepercayaan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu yang dijadwalkan menghadiri pertemuan di Washington pekan lalu namun dibatalkan oleh Netanyahu.
Meskipun seorang pejabat AS mengatakan pertemuan lanjutan akan diadakan setelah kerja tambahan oleh tim ahli, namun pejabat Israel, yang juga berbicara tanpa menyebut nama, menolak untuk mengkonfirmasi hal tersebut.
Netanyahu membatalkan rencana kunjungannya ke Washington pekan lalu setelah Amerika mengizinkan pengesahan resolusi gencatan senjata Gaza di PBB pada tanggal 25 Maret, menandai titik terendah baru dalam hubungannya dengan Presiden Joe Biden dalam enam bulan perang.
Dua hari kemudian Israel meminta Gedung Putih untuk menjadwalkan ulang pertemuan tingkat tinggi mengenai rencana militer di Rafah, dalam upaya untuk meredakan ketegangan antara kedua sekutu tersebut.
Amerika Serikat, yang prihatin dengan krisis kemanusiaan yang semakin parah di Gaza, ingin Israel mempertimbangkan alternatif selain invasi darat.
Pembalasan Israel dimulai setelah serangan 7 Oktober di mana militan Hamas melanggar perbatasan Israel untuk membunuh 1.200 orang dan menyandera 253 orang, menurut penghitungan Israel.
Serangan tersebut telah menghancurkan sebagian wilayah kantong kecil di pesisir pantai, termasuk serangan terhadap rumah sakit dan infrastruktur, dan telah menyebabkan kekurangan pangan yang parah di antara sebagian besar penduduk yang mengungsi.
(Susi Susanti)