ISTANBUL - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (10/4/2024) menyampaikan belasungkawa melalui panggilan telepon kepada pemimpin Hamas Ismail Haniyeh setelah kematian ketiga putranya di Gaza.
Mengutip antor kepresidenan dalam sebuah pernyataan di media sosial, Erdogan mengatakan kepada Haniyeh, Israel pasti akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan hukum atas kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukannya.
Haniyeh, yang tinggal di Qatar, mengatakan kepada jaringan Al Jazeera bahwa tiga putranya dan beberapa cucunya tewas dalam serangan Israel.
Haniyeh mengatakan serangan mematikan itu akan gagal memaksa Hamas melakukan negosiasi menuju gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Erdogan, yang menjalin hubungan persahabatan dengan Haniyeh, telah menjadi salah satu pengkritik paling kejam terhadap Israel sejak dimulainya perang di Gaza, menyusul serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober yang menewaskan 1.170 orang, sebagian besar warga sipil, menurut data Israel.
Israel membalas dengan serangan darat dan udara tanpa henti yang menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas telah menewaskan sedikitnya 33.482 orang di wilayah kantong Palestina yang terkepung, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Erdogan menyebut Israel sebagai “negara teroris” dan menuduhnya melakukan genosida di Gaza. Dia menyebut Hamas sebagai “pembebas” atau “mujahidin” yang memperjuangkan tanah mereka.
(Susi Susanti)