Serangan Iran Runtuhkan Arogansi Israel dan Bukti Jika Mereka Bisa Disentuh

Maruf El Rumi, Jurnalis
Selasa 16 April 2024 18:49 WIB
Pasukan Israel bersiap di area militer. (Foto: Departemen Pertahanan Israel)
Share :

TEHERAN - Serangan Iran ke wilayah Israel menjadi bukti bahwa negara zionis tersebut bisa disentuh bahkan diserang negara lain. Selama ini, Israel yang selalu mendapat dukungan penuh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya merasa bisa melakukan "apa saja" di negara kawasan karena seperti memiliki imunitas atau kekebalan.

 Tindakan Israel membombardir kedutaan Iran di Suriah pada Senin (1/4/2024) yang menewaskan 11 orang, termasuk tujuh penasihat milite dan tiga komandan, hanya satu dari aksi "arogan" mereka terhadap negara tetangga. Sejarah mencatat, Israel juga secara ilegal menduduki wilayah Dataran Tinggi Golan sejak 1967.

Militer Israel mengebom ibu kota Lebanon, Beirut pada 1982 yang membuat Presiden AS Ronald Reagan menyebut peristiwa tersebut sebagai “holocaust,” yang merugikan negara tersebut. Bahkan, keputusan Amerika Serikat menyerang Irak di masa Presiden Saddam Hussein pada tahun 2003, disebut juga ada andil Israel.

Dan, yang tidak bisa dibantah adalah tindakan Israel terhadap rakyat Palestina. “Israel menjadi sangat arogan, menjadi semacam pengganggu di kawasan. Israel bisa membom Suriah dengan impunitas, menyerang sasaran di Lebanon dengan impunitas, dan menyerang Irak dengan impunitas," kata Mantan perwira intelijen Korps Marinir AS Scott Ritter dikutip dari sputnikglobe, pada Selasa (16/4/2024).

Serangan ratusan drone dan rudal Irak ke wilayah Israel disebut Ritter sebagai bukti bahwa Israel tetap negara yang bisa diserang. AS meski memberikan dukungan, tapi meminta agar negara yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu tidak melakukan serangan balasan. Pemerintah Joe Biden menolak membantu Israel melakukan serangan balasan terhadap Iran karena tak mau terlibat perang dengan negara tersebut.

Israel juga mengurungkan niatnya melakukan serangan balasan terhadap Iran setelah mendapat telpon dari Biden. Padahal, sebelumnya Israel selalu mengatakan; "Tidak ada yang boleh menyerang Israel, karena Israel jika menyerang Israel, akan ada balasan sepuluh kali lipat. Itu kenapa sebagian besar, negara lain tidak menyerang Israel dengan senjata dan dukungan kuat dari AS dan sekutunya.

Justru, Iran yang balik mengancam Israel dan AS. Iran menegaskan akan melakukan serangan lebih hebat lagi pada Israel jika balik menyerang. Iran juga mengancam AS dan negara manapun yang membantu Israel.

Penegasan itu kembali Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian saat melakukan komunikasi dengan Menlu China Wang Yi, Senin malam waktu setempat. "Kami telah dengan jelas memperingatkan Gedung Putih bahwa jika terjadi petualangan rezim Israel dalam mengulangi serangan teroris terhadap kepentingan dan keamanan Iran, maka Teheran akan mengambil tindakan selanjutnya dan tindakan akan tegas, segera, dan ekstensif," ujar Amir Abdollahian dikutip dari Tehrantimes, Selasa (16/4/2024).

Sedangkan dalam postingan di X (sebelumnya twitter), misi tetap Iran untuk PBB mengatakan serangan mereka terhadap Israel adalah sah karena sesuai Pasal 51 Piagam PBB mengenai pertahanan yang sah. Tindakan militer Iran merupakan respons terhadap agresi rezim Zionis terhadap lokasi diplomatik kami di Damaskus.

"Masalah ini dapat dianggap selesai. Namun, apakah rezim Israel akan melakukan tindakan lain? kesalahan, respons Iran akan jauh lebih parah,” kata pernyataan itu. Iran juga meminta AS untuk menahan diri dari keterlibatan. “Ini adalah konflik antara Iran dan rezim Israel yang jahat, dan AS HARUS MENJAUHINYA!”

(Maruf El Rumi)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya