UKRAINA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akhirnya bisa bernafas lega karena bantuan dari Amerika Serikat (AS) sebesar USD61 miliar (Rp989 triliun) akhirnya disahkan Dewan perwakilan Rakyat (DPR) AS.
Zelensky menegaskan bantuan ini sangat penting karena bisa menyelamatkan ribuan nyawa.
Bagi Ukraina, penantian selama enam bulan untuk mendapatkan paket militer ini sangat merugikan sekaligus membuat frustrasi.
Berkurangnya amunisi telah menyebabkan hilangnya nyawa dan wilayah.
Vitaliy, seorang tentara yang BBC temui di pusat kota Kyiv, menegaskan penting untuk fokus pada hal-hal positif. “Setiap sen penting,” katanya. "Ini sangat dibutuhkan. Kami memerlukan segalanya. Setiap kartrid, setiap sen, setiap pemikiran positif. Kami memerlukan semuanya,” lanjutnya.
Ketika tim BBC berada di wilayah Donetsk bulan lalu, tentara mengatakan sebagian besar serangan artileri datang dari pihak Rusia. Kota-kota seperti Kostyantynivka dan Kramatorsk bersiap menghadapi apa yang mungkin terjadi. Bantuan ini mungkin dapat menyelamatkan kota-kota tersebut.
Hal ini tidak akan memberikan Ukraina cara instan untuk mulai membebaskan wilayahnya dan memaksa Rusia mundur. Namun hal ini memberikan peluang bagi Ukraina untuk melakukan hal tersebut di masa depan.
Konsensus di Kyiv dan Washington adalah bahwa tanpa bantuan Amerika, Ukraina akan kalah.
Meskipun persatuan negara-negara Barat sudah kembali, namun masalah yang dihadapi Ukraina adalah waktu yang dibutuhkan sampai bantuan tiba.
Presiden Rusia Vladimir Putin tentu saja tidak harus menghadapi banyak rintangan politik terkait pengeluaran militer.
Penundaan proses demokrasi tidak hanya terjadi pada sekutu-sekutunya di luar negeri. Ukraina juga mempunyai masalah tersendiri dalam memobilisasi cukup banyak orang untuk upaya perangnya. Undang-undang wajib militer yang kontroversial baru saja disahkan setelah berbulan-bulan perdebatan dan amandemen.
Tantangan bagi Presiden Zelensky saat ini adalah memisahkan politik dari pertempuran. Dia akan berada di bawah tekanan untuk menjadikan penawaran terbaru Amerika ini berarti.
(Susi Susanti)