YORDANIA - Yordania merupakan salah satu negara Arab yang menentang invasi Israel terhadap warga Palestina di Gaza. Kebanyakan dari warga Yordania merupakan keturunan Palestina, seperti Ratu Rania yang juga sangat menentang serangan Israel ke Gaza.
Tindakan Yordania yang tidak memihak atau membantu Israel maupun sekutunya akan lebih bijaksana dan masuk akal. Namun ketika Iran melancarkan serangan udara ke Israel dengan menggunakan drone dan rudal, Yordania dilaporkan ikut membantu Israel dalam mencegat dan menembak jatuh drone serta rudal milik Iran yang melintasi wilayah udaranya.
Melansir The Hill, Yordania memang merupakan sekutu dengan Amerika Serikat (AS) sehingga diperlukan untuk segera membantu Israel. Namun hal ini tidak berarti menjadi alasan bagi Yordania untuk mendukung upaya militer AS maupun Israel.
Terdapat alasan lain mengapa Yordania ikut membantu Israel bersama AS, Inggris, dan Prancis dalam upaya menjatuhkan drone dan rudal Iran. Menurut VOA, lokasi geopolitik Yordania memberikan posisi yang rumit bagi negara tersebut. Posisi terjepit di antara Israel di satu sisi dan Iran serta proksinya di sisi lain. Drone dan rudal milik Iran yang melewati wilayah udara Yordania dapat menjadi ancaman tersendiri bagi Yordania.
Kemungkinan akan misil Iran yang telah diluncurkan ke Israel justru tidak mengenai sasaran dan mengenai wilayah Yordania mendorong negara tersebut untuk ikut menjatuhkan misil Iran demi melindungi wilayahnya sendiri.
Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman al-Safadi, juga telah menilai akan adanya bahaya jika drone dan rudal Iran yang ditujukan untuk Israel gagal mencapai sasaran dan mendarat di Yordania. Melihat alasan ini, tidak heran jika Yordania bersikap defensif dengan mengaktifkan sistem pertahanan udaranya dan menjatuhkan beberapa drone serta rudal milik Iran.
Raja Abdullah sendiri membela tindakan militernya yang membantu Israel menembak jatuh serangan Iran dengan prioritas utama untuk menjaga keamanan wilayah Yordania serta perlindungan bagi warga negaranya. Disamping dukungan Yordania untuk Israel sebelumnya, Raja Abdullah telah menekankan bahwa negaranya tidak akan menjadi medan pertempuran bagi pihak manapun dalam konfrontasi antara Israel dan Iran.
Raja Abdullah juga menekankan bahwa Yordania tidak akan menjadi ‘teater perang’ bagi pihak manapun dan tidak akan membiarkan perang regional terjadi di wilayahnya. Hal terpenting yang menjadi fokus utama Yordania adalah perlindungan warga negara serta kedaulatan negaranya.
“Negara ini harus menjaga kedaulatannya. Ia tidak ingin terseret ke dalam konflik terbuka baik di pihak Iran maupun di pihak Israel. Situasi di Yordania sangat emosional karena Gaza. Selama 6 bulan terakhir kita mengalami protes hampir setiap minggu sangat anti Amerika, sangat anti Israel, mereka tidak mampu memahami situasi sulit yang dihadapi Yordania. Mereka ingin mengembalikan perhatian pada perang Gaza, krisis kemanusiaan sedang terjadi,” kata Osama Al Sharif, seorang analis Yordania.
Melalui penjelasan dari analis Yordania tersebut, dapat dimengerti bahwa Yordania memiliki situasi yang sangat sulit. Disatu sisi Yordania harus melindungi kedaulatan dan keamanan wilayahnya, namun disisi lain tindakan tersebut mengundang kekecewaan dari penduduknya sendiri yang mayoritas merupakan keturunan Palestina.
Pasca keterlibatan Yordania dalam upaya menjatuhkan drone dan rudal Iran yang ditujukan untuk Israel, semakin banyak penduduknya yang melakukan demonstrasi. Apa pun alasan Yordania untuk mempertahankan diri dari serangan Iran, tindakan tersebut telah membantu pertahanan Israel dan negara-negara sahabatnya sehingga menyebabkan 99% dari tembakan Iran yang ditembakkan ke Israel tidak mengenai sasarannya.
(Susi Susanti)