Menurut pernyataan kelompok tersebut, tiga perempuan lainnya juga menuduh perlakuan serupa selama protes di kampus. Pernyataan tersebut meminta Polisi ASU untuk menyelidiki situasi tersebut.
Abuseif mengatakan Dewan Hubungan Amerika-Islam telah melakukan kontak dengan wanita dalam video tersebut, pengacaranya, dan pengacara wanita lainnya. Kelompok tersebut sedang menyelidiki apa yang terjadi dan akan memutuskan apakah akan mengambil tindakan atau tidak.
Awal bulan ini, kota New York setuju untuk membayar USD17,5 juta untuk menyelesaikan gugatan class action di mana dua petugas polisi dituduh melepas jilbab dua wanita saat foto diambil pada tahun 2018.
Lola N’Sangou adalah direktur eksekutif Mass Liberation AZ, salah satu kelompok yang mendukung aktivis mahasiswa di balik perkemahan pro-Palestina pada Jumat (26/4/2024).
“Sebagai seseorang yang berhijab, menyaksikan pelepasan paksa hijab seorang wanita oleh polisi sangatlah menyakitkan, mengejutkan, dan memicu emosi,” ujarnya.
N'Sangou menarik persamaan antara polisi Arizona dan militer Israel.
“Tindakan kekerasan ini tidak masuk akal dan bertentangan dengan prinsip keselamatan publik yang dijunjung tinggi oleh penegak hukum. Perilaku seperti itu harus dikutuk dengan tegas,” lanjutnya.
Hampir 70 pengunjuk rasa ditangkap pada Sabtu pagi setelah universitas mengatakan protes tersebut adalah perkemahan tidak sah. Pejabat ASU mengatakan 15 di antaranya adalah mahasiswa.
(Susi Susanti)