YERUSALEM - Media Israel telah mengumumkan bahwa banyak pejabat tinggi Israel dari tim juru bicara tentara Israel yang mengundurkan diri akibat perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Tidak hanya mereka, seorang kepala intelijen militer Israel juga telah mengundurkan diri pada bulan April lalu. Lantas siapa sajakah para pejabat Israel yang mengundurkan diri jelang serangan Rafah? Apakah alasan dibalik pengunduran diri mereka?
Berikut 4 pejabat Israel yang mundur jelang serangan Rafah dilansir berbagai sumber:
1. Mayor Jenderal Aharon Haliva
Mayor Jenderal Aharon Haliva merupakan kepala intelijen militer Israel yang telah bertugas di militer selama 38 tahun. Mengutip Al Jazeera, alasannya mengundurkan diri adalah karena gagal menjalani tanggung jawabnya dalam memprediksi serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober. Dalam surat pengunduran dirinya, Haliva merasa bertanggung jawab terhadap kegagalannya dalam mencegah serangan tersebut. Serangan Hamas telah menimbulkan lebih dari 1.100 korban jiwa dan sekitar 240 orang menjadi tawanan Hamas.
“Mayor Jenderal Aharon Haliva, berkoordinasi dengan Kepala Staf Umum, telah meminta untuk mengakhiri jabatannya, menyusul tanggung jawab kepemimpinannya sebagai kepala direktorat, intelijen atas peristiwa 7 Oktober,” kata militer dalam sebuah pernyataan.
2. Laksamana Muda Daniel Hagari
Laksamana Muda Daniel Hagari yang merupakan Kepala Unit Juru Bicara tentara pendudukan Israel telah mengundurkan dirinya pada bulan Maret lalu. Unit yang dipegang oleh Daniel Hagari memiliki tanggung jawab untuk memberikan informasi tentang tentara pendudukan Israel. Melansir Middle East Monitor, Hagari pernah memimpin unit komando marinir Shayetet 13 serta menjadi asisten Kepala Staf Gadi Eisenkot. Adapun alasan dibalik pengunduran dirinya masih berhubungan dengan perang di Gaza.