Dilaporkan Reuters, tank-tank Israel menguasai jalan utama yang memisahkan bagian timur dan barat Rafah pada Jumat, (10/5/2024) secara efektif mengepung sisi timur dalam serangan yang menyebabkan Washington menunda pengiriman sejumlah bantuan militer kepada sekutunya.
Gedung Putih mengatakan pada Jumat bahwa mereka mengamati operasi Israel “dengan penuh keprihatinan,” namun operasi tersebut tampaknya dilakukan di sekitar penyeberangan Rafah yang ditutup dan tidak mencerminkan invasi skala besar ke kota tersebut.
Perang tersebut dipicu oleh serangan pimpinan Hamas di Israel selatan yang menewaskan sekira 1.200 orang dan lebih dari 250 orang disandera, menurut penghitungan Israel.
Operasi militer Israel di Gaza, yang dikatakan bertujuan untuk melenyapkan Hamas, telah menewaskan hampir 35.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan Gaza. Pengeboman tersebut telah menghancurkan daerah kantong pesisir dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah.
Pemerintahan Biden mengatakan pada Jumat bahwa penggunaan senjata yang dipasok oleh Israel oleh AS mungkin telah melanggar hukum kemanusiaan internasional selama operasinya di Gaza, yang merupakan kritik terkuatnya terhadap Israel hingga saat ini.
Namun pemerintah tidak memberikan penilaian yang pasti, dan mengatakan bahwa karena kekacauan perang, pihaknya tidak dapat memverifikasi kejadian spesifik di mana penggunaan senjata tersebut mungkin terlibat dalam dugaan pelanggaran.
(Rahman Asmardika)