“Saat saya keluar dari Rafah, saya melewati Khan Younis, saya menangis; Saya tidak tahu apakah saya menangis atas apa yang saya alami, rasa terhina dan kehilangan yang saya rasakan, atau atas apa yang telah saya lihat,” terang Tamer Al-Burai, warga Gaza yang selama ini berlindung di Rafah.
“Saya melihat kota hantu, semua bangunan di kedua sisi jalan, seluruh distrik musnah. Orang-orang mengungsi demi keselamatan, karena mengetahui tidak ada tempat yang aman, dan tidak ada tenda serta tidak ada orang yang merawat mereka,” lanjutnya.
Al-Burai, seorang pengusaha, mengatakan warga Palestina telah ditinggalkan oleh dunia dan dibiarkan menghadapi takdir mereka ketika perang memasuki bulan kedelapan, dengan negara-negara besar gagal mengakhiri permusuhan dan upaya mediasi internasional untuk mencapai gencatan senjata gagal karena perang Hamas dan Israel.
“Tidak ada gencatan senjata, tidak ada keputusan PBB, tidak ada harapan,” katanya.
Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry mengatakan Kairo akan melanjutkan mediasi antara Israel dan Hamas, dan mendesak kedua pihak untuk menunjukkan fleksibilitas dan kemauan yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan.