“Saya menyadari baliho itu terjatuh dan mencoba keluar dan lari namun terjebak di antara mobil,” ujarnya.
“Delapan hingga sembilan orang, termasuk saya, berhasil melarikan diri,” tambahnya.
Namun Patil melihat banyak orang lainnya terjebak di dalam truk dan mobil di bawah papan reklame yang runtuh.
Di antara korban adalah Bharat, 24, yang sedang dalam perjalanan menuju tempat kerja ketika hujan mulai turun.
“Dia berhenti untuk berlindung di bawah jembatan terdekat. Tapi kemudian, papan reklame itu jatuh dan menimpanya hingga tewas,” kata ibunya, Naina Vinod Rathod.
Rathod, yang berada di rumah pada saat itu, mengetahui tragedi tersebut melalui telepon dari suaminya.
“Saya langsung bergegas ke lokasi, namun saat saya tiba, anak saya sudah meninggal,” ujarnya.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di X, otoritas sipil Mumbai mengatakan bahwa angin kencang telah menyebabkan keruntuhan dan beberapa lembaga, termasuk polisi, pemadam kebakaran dan tim tanggap bencana nasional, terlibat dalam operasi penyelamatan.
Pihak berwenang juga mengatakan bahwa ukuran baliho itu beberapa kali lipat dari ukuran yang diizinkan dan lembaga yang memasangnya tidak memiliki izin.
Pemberitahuan telah dikirim ke perusahaan, meminta mereka untuk membongkar struktur dan menghapus semua penimbunan serupa dari kota dengan segera.
Devendra Fadnavis, wakil menteri utama Maharashtra, mengatakan pemerintah negara bagian akan memberikan bantuan keuangan sebesar 500.000 rupee (USD5.987) kepada keluarga mereka yang tewas dan terluka dalam insiden tersebut.
Badai debu yang terjadi pada Senin (13/5/2024) membuat sebagian kota terhenti, menumbangkan pepohonan, menyebabkan kekacauan perjalanan dan pemadaman listrik.
Media lokal melaporkan beberapa penerbangan dihentikan sementara atau dialihkan di bandara internasional kota tersebut.
Mumbai adalah salah satu dari beberapa kota di India yang rentan terhadap banjir besar dan insiden terkait hujan selama musim hujan, yang biasanya terjadi antara bulan Juni dan September.
(Susi Susanti)