Israel Terus Gempur Rafah, Mediator Qatar: Gencatan Senjata Gaza Menjadi Deadlock

Susi Susanti, Jurnalis
Rabu 15 Mei 2024 14:32 WIB
Israel terus gempur Rafah, mediator Qatar: gencatan senjata Gaza menjadi {deadlock} (Foto: Radio Havana Cuba)
Share :

GAZA - Operasi militer Israel di kota Rafah di Gaza selatan telah membuat perundingan gencatan senjata dengan Hamas mengalami jalan buntu atau 'deadlock' dan kembali mundur. Mediator Qatar menambahkan bahwa perundingan telah kehilangan kekuatan.

“Khususnya dalam beberapa minggu terakhir, kita telah melihat beberapa momentum yang terbangun namun sayangnya segala sesuatunya tidak bergerak ke arah yang benar dan saat ini kita berada dalam status hampir menemui jalan buntu,” kata Perdana Menteri Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani di Forum Ekonomi Qatar di Doha pada Selasa (14/5/2024), dikutip Al Jazeera.

“Tentu saja, apa yang terjadi di Rafah telah membuat kita terbelakang,” lanjutnya.

Qatar telah terlibat dalam mediasi selama berbulan-bulan antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, bersama dengan Mesir dan Amerika Serikat (AS).

Pada Selasa (14/5/2024) pagi, pasukan Israel mendorong lebih jauh ke Rafah timur, memasuki lingkungan al-Jnaina, as-Salam dan Brasil, ketika Israel bersiap untuk memperluas operasi militernya.

Tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi, memaksa puluhan ribu warga Palestina mengungsi, meskipun ada peringatan AS terhadap serangan besar-besaran di kota selatan yang dipenuhi pengungsi.

Pasukan Israel juga terus beroperasi dengan kekuatan ekstrim di kota Jabalia, kamp pengungsi Jabalia dan sekitarnya di utara Gaza.

Tank, buldoser, dan kendaraan lapis baja Israel mengepung sekolah Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) yang diubah menjadi tempat perlindungan bagi ratusan keluarga pengungsi.

Serangan udara terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di sebelah selatan kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah menewaskan sedikitnya 14 orang, sementara jet tempur Israel juga menyerang sebuah sekolah di kamp pengungsi di mana kebakaran terjadi.

Sheikh Mohammed mengatakan tidak ada kejelasan bagaimana menghentikan perang dari pihak Israel. “Saya tidak berpikir mereka mempertimbangkan hal ini sebagai sebuah pilihan bahkan ketika kita berbicara tentang kesepakatan dan mengarah pada potensi gencatan senjata,” katanya.

Politisi Israel menunjukkan melalui pernyataan mereka bahwa mereka akan tetap di sana dan melanjutkan perang. Dia menambahkan bahwa tidak ada kejelasan tentang seperti apa Gaza setelah ini.

Sheikh Mohammed mengatakan perbedaan mendasar antara kedua pihak adalah mengenai pembebasan tawanan dan mengakhiri perang. “Ada satu pihak yang ingin mengakhiri perang lalu membicarakan sandera dan ada pihak lain yang menginginkan sandera dan ingin melanjutkan perang,” ujarnya.

“Selama tidak ada kesamaan antara kedua hal tersebut, maka kita tidak akan mendapatkan hasil,” lanjutnya.

Israel bertekad untuk terus melanjutkan serangannya terhadap Rafah, yang dianggap sebagai tempat perlindungan terakhir di Gaza, tempat lebih dari 1,4 juta pengungsi Palestina berlindung, meskipun ada peringatan dari PBB dan sekutunya, termasuk pendukung utamanya, AS.

Operasi militer Israel telah memaksa sekitar 150.000 orang mengungsi selama seminggu terakhir ke daerah-daerah yang hancur akibat serangan sebelumnya.

Para pengungsi sebagian besar menuju Khan Younis, di Gaza selatan, dan Deir el-Balah, di Gaza tengah. Hind Khoudary dari Al Jazeera mengatakan Deir el-Balah kehabisan ruang ketika orang-orang berdatangan, mencari perlindungan.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya