MALANG - Aksi pungutan liar (pungli) dan suap pembuatan dokumen kependudukan yang menyeret oknum pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Malang, tidak hanya pada kepengurusan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja. Hal ini terungkap dari Unit Pemberantasan Pungutan Sapu Bersih Pungutan Liar (UPP Saber Pungli).
Kasatreskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat menyatakan, dari hasil penyelidikan dan penggeledahan di rumah tersangka Kantor Dispendukcapil Kabupaten Malang, didapat fakta bahwa pelaku juga melakukan pungutan liar kepengurusan dokumen Kartu Keluarga (KK). Di mana keduanya berhasil bekerjasama mencetak dokumen kependudukan per bulan hingga 230 dokumen KTP dan KK.
"Sejak beroperasi sekitar Januari hingga kemarin lebih 200 KTP, yang dicetak, dan lebih dari 30 eksemplar kartu keluarga per bulannya, yang dicetak dibuat," ucap Gandha Syah Hidayat, saat rilis di Mapolres Malang, Kepanjen, Senin (27/5/2024).
Gandha menambahkan, untuk kepengurusan satu Kartu Keluarga (KK) dipatok Rp 125 ribu per kepengurusan dokumen, sementara untuk pembuatan dokumen KTP dipatok seharga Rp 150 ribu. Dimana hasilnya dibagi rata 50 : 50, antara calo pembuat KTP dan KK, serta oknum pegawai honorer Disdukcapil Kabupaten Malang.
"Jadi kalau dihitung per bulan itu lebih dari 150 KTP, dan lebih dari 30 KK rata-rata, yang dibuat, keuntungan lebih dari 5 juta per bulannya," ungkap dia.
Para tersangka ini dikatakan Gandha, menawarkan ke pemohon dokumen administrasi kependudukan untuk menguruskan pembuatannya, jaminannya bahwa pembuatan KTP dan KK itu bisa cepat selesai, serta tak perlu datang ke ke kantor Disdukcapil Kabupaten Malang.
Calo pada pembuatannya bekerja sama dengan oknum pegawai honorer Disdukcapil bernama Dimas Kharesa Oktoviano (37), yang kebetulan bertugas di administrator database atau operator SIAK Sistem Informasi Administrasi Kependudukan, warga Kelurahan Penarukan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
"(Modusnya) Ya menawarkan jalur barang lebih cepat, hanya kirim foto, kirim data, semua kirim WA. Kemudian di tempat antrian, menabrak seolah-olah di-pingpong, dilempar sana sini, secara tidak langsung akhirnya menggiring orang lewat jalur belakang," ujarnya.