Anaknya, kata dia, seperti terus mengungkapkan yang selama ini yang dipendamnya. Hingga akhirnya korban meninggal dunia pada 30 Juni 2024. Selama ini, keluarga sudah berusaha mengadukan kejadian yang dialami anaknya kepada pihak sekolah maupun keluarga terduka pelaku. Namun belum mendapatkan respon yang memuaskan.
"Kami dari awal dapat laporan dari temannya sampai anak drop sudah datang ke sekolah, tapi kayanya terlambat responnya. Ke pelaku juga pas diminta datang ke rumah, responnya gak baik," ucap Siti.
Dia melanjutkan, pertama kali mengetahui anaknya diduga menjadi korban bullying temannya sendiri saat kelas 2 dari temannya yang bercerita.
"Pas kelas 2 ada temennya cerita Nabila selama ini disuruh-suruh sama pelaku. Disuruh ngerjain tugas, disuruh gendong, dikata-katain kasar. Saya tanya ke Nabila, diam. Saya mau lapor ke sekolah juga gak boleh. Memang anaknya gak enakan," ujar Siti.
Siti dan suaminya tetap berfikir positif dan percaya anaknya tidak mengalami masalah lantaran ketika berada di rumah tidak ada tanda-tanda tersebut. Namun laporan adanya dugaan perundungan itu kembali diterimanya akhir tahun 2023 ketika anaknya menjalani masa Praktik Kerja Lapangan (PKL).
"Kami udah ada buktinya, ada bukti chat anak saya," pungkasnya.
(Awaludin)