YAMAN - Militer Amerika Serikat (AS) mengatakan sebuah kapal milik Yunani di Laut Merah dihantam oleh kapal permukaan tak berawak yang diluncurkan oleh Houthi di Yaman, menyebabkan banjir besar dan kerusakan pada ruang mesin.
Kantor Operasi Perdagangan Maritim (UKMTO) Angkatan Laut Kerajaan Inggris mengatakan pihaknya menerima laporan tentang sebuah kapal yang diserang di buritan sekitar 66 mil laut barat daya pelabuhan Hodeida yang dikuasai pemberontak di Yaman pada Rabu (12/6/2024).
Kapal itu terendam air dan tidak berada di bawah komando awak kapal. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Kelompok Houthi yang didukung Iran mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka menargetkan kapal berbendera Liberia bernama Tutor menggunakan drone laut.
Kelompok Houthi telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah untuk mendukung warga Palestina di Gaza, sehingga menyebabkan gangguan signifikan terhadap perdagangan dunia.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara militer Houthi mengatakan kapal itu diserang menggunakan kapal permukaan tak berawak, sejumlah drone, dan rudal balistik. Kapal itu dalam kondisi rusak parah dan rentan tenggelam.
“Kapal itu menjadi sasaran karena perusahaan pemilik kapal tersebut telah melanggar keputusan untuk melarang masuk ke pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki,” kata pernyataan itu.
Komando Pusat AS (CentCom) melaporkan bahwa satu kapal permukaan tak berawak (USV) Houthi yang didukung Iran menyerang Tutor, yang menurut mereka baru-baru ini berlabuh di Rusia.
Akibatnya terjadi banjir besar dan kerusakan pada ruang mesin. CentCom menambahkan bahwa pasukannya telah berhasil menghancurkan tiga peluncur rudal jelajah anti-kapal di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi dalam 24 jam terakhir, serta satu drone yang diluncurkan dari wilayah Yaman yang dikuasai Houthi di atas Laut Merah.
“Perilaku berbahaya dan sembrono yang terus dilakukan oleh kelompok Houthi yang didukung Iran ini mengancam stabilitas regional dan membahayakan nyawa para pelaut di Laut Merah dan Teluk Aden,” katanya.
Kelompok bersenjata Houthi memandang dirinya sebagai bagian dari “poros perlawanan” yang dipimpin Iran terhadap Israel, Amerika Serikat, dan negara-negara Barat yang lebih luas, dan telah menyatakan dukungannya terhadap warga Palestina di Jalur Gaza.
Sejak November, kelompok pemberontak tersebut telah melakukan serangan terhadap kapal-kapal yang mereka katakan terkait dengan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden, dengan mengatakan bahwa tindakan mereka adalah untuk mendukung Palestina.
AS dan Inggris telah melakukan serangkaian serangan terhadap sasaran Houthi di Yaman sebagai tanggapannya, sehingga menyebabkan Houthi melakukan pembalasan terhadap kapal-kapal yang mereka yakini terkait dengan negara-negara tersebut.
Serangan pemberontak terhadap kapal dagang di Laut Merah mendorong banyak perusahaan pelayaran berhenti menggunakan jalur air tersebut, yang merupakan jalur yang dilalui sekitar 12% perdagangan global melalui laut.
Secara terpisah, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan Houthi di Yaman telah menahan dua pegawainya lagi, sehingga jumlah total personel yang ditangkap oleh kelompok tersebut dalam seminggu terakhir menjadi 13 orang.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan salah satu anggota stafnya termasuk di antara mereka yang ditahan. Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada X bahwa dia sangat khawatir dengan situasi ini.
(Susi Susanti)