Qeshm Fars Air menghadapi sanksi AS karena berbagai tuduhan mengangkut senjata dan pesawat tempur di Timur Tengah, khususnya ke Suriah, salah satu sekutu utama Iran.
Sudan memiliki sejarah panjang kerja sama militer dengan Iran sebelum hubungan berakhir pada tahun 2016 karena konflik antara Arab Saudi dan Iran, dengan Sudan berpihak pada Arab Saudi.
“Banyak senjata Sudan yang merupakan versi lokal dari model Iran,” kata Baldo dari Observatorium Transparansi dan Kebijakan Sudan.
Sejak awal konflik saat ini, pemerintah Sudan telah memulihkan hubungan dengan Teheran.
Menurut Pak Baldo, masing-masing pihak mempunyai tujuan masing-masing.
“Iran sedang mencari pijakan di kawasan ini. Jika mereka menemukan konsesi geostrategis, mereka pasti akan menyediakan drone yang lebih canggih dan lebih banyak,” katanya.
BBC menghubungi tentara Sudan, Kementerian Luar Negeri Iran dan Qeshm Fars Air untuk mengomentari tuduhan bahwa drone Iran digunakan dalam konflik tersebut tetapi belum memberikan tanggapan.
Namun dalam sebuah wawancara dengan BBC, Malik Agar, wakil presiden Dewan Kedaulatan Sudan membantah tuduhan itu.
"Kami tidak menerima senjata apa pun dari pihak mana pun. Senjata tersedia di pasar gelap, dan pasar gelap sekarang berwarna abu-abu,” ujarnya.
(Susi Susanti)