DOHA - Perubahan yang diminta Hamas terhadap proposal gencatan senjata di Gaza yang diusung Amerika Serikat (AS) tidak signifikan dan mencakup penarikan total pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Pemimpin senior Hamas mengatakan organisasinya telah menuntut untuk memilih daftar 100 warga Palestina dengan hukuman lama agar dibebaskan dari penjara Israel.
Dokumen Israel telah mengecualikan 100 tahanan dengan hukuman panjang dan membatasi pembebasan hanya tahanan dengan sisa hukuman kurang dari 15 tahun.
“Tidak ada amandemen signifikan yang, menurut pimpinan Hamas, memerlukan penolakan,” kata pemimpin Hamas tersebut, dikutip Reuters.
“Tuntutan kelompok ini juga mencakup rekonstruksi Gaza; pencabutan blokade, termasuk pembukaan perlintasan perbatasan; memungkinkan pergerakan orang; dan mengangkut barang tanpa batasan,” lanjutnya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Rabu (12/6/2024) bahwa Hamas telah mengusulkan banyak perubahan atau permintaan. Beberapa di antaranya tidak dapat dilaksanakan terkait proposal yang didukung AS. Tetapi para mediator bertekad untuk menutup kesenjangan tersebut.
AS mengatakan Israel telah menerima usulannya, namun Israel belum menyatakannya secara terbuka. Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu telah berulang kali mengatakan Israel tidak akan berkomitmen untuk mengakhiri kampanyenya sebelum Hamas dilenyapkan.
Para perunding dari AS, Mesir dan Qatar telah mencoba selama berbulan-bulan untuk memediasi gencatan senjata dalam konflik tersebut, yang telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina dan menghancurkan daerah kantong padat penduduk dan membebaskan para sandera, lebih dari 100 di antaranya diyakini masih disandera di Gaza.
Negara-negara besar sedang mengintensifkan upaya untuk meredakan konflik guna mencegahnya berkembang menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas, dengan titik konflik yang berbahaya adalah meningkatnya permusuhan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.
Pertempuran di Gaza dimulai pada 7 Oktober ketika militan yang dipimpin oleh Hamas menyerbu melintasi perbatasan dan membunuh 1.200 warga Israel dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel.
Perang udara dan darat Israel sejak saat itu telah menewaskan lebih dari 37.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan Gaza. Perang ini membuat sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta jiwa mengungsi dan menghancurkan perumahan dan infrastruktur.
(Susi Susanti)