“Kami telah memperingatkan Tiongkok untuk tidak melibatkan diri dalam pemilu kami dengan cara apa pun,” ujarnya seraya menambahkan bahwa AS sangat khawatir dengan kemungkinan tersebut.
Awal tahun ini para pejabat Biro Investigasi Federal (FBI) mengatakan Tiongkok kemungkinan akan melanjutkan upayanya untuk menyebarkan perpecahan dan membantu menyebarkan disinformasi secara online.
Duta Besar mengatakan FBI juga memiliki bukti agresi dunia maya oleh otoritas Tiongkok terhadap AS. Beijing selalu membantah tuduhan perang siber yang disponsori negara dan mengatakan bahwa pihaknya juga merupakan korban kejahatan jenis ini.
Dia mengatakan ini adalah langkah ekonomi yang dirancang untuk melindungi lapangan kerja di Amerika. Sementara itu, Tiongkok telah memperingatkan bahwa mereka mungkin akan membalas dengan tarifnya sendiri. Namun ada beberapa titik terang meskipun ada persaingan.
Sebelum melakukan wawancara, Burns mengadakan pertemuan dengan utusan iklim Tiongkok ketika dua negara penghasil polusi terbesar di dunia berupaya mencari cara untuk mengurangi emisi berbahaya.
Washington dan Beijing juga mengadakan apa yang digambarkan sebagai pembicaraan tingkat tinggi untuk mencegah obat-obatan fentanyl mencapai wilayah Amerika, yang oleh Burns digambarkan sebagai hal yang penting.
Sebagian besar pertemuannya dilakukan pada tingkat menteri dan audiensi dengan Presiden Xi hanya dilakukan ketika pejabat senior AS, seperti Menteri Luar Negeri Antony Blinken, berkunjung.
Kedua belah pihak juga berjanji untuk mengupayakan lebih banyak pertukaran orang-ke-orang. Hal ini terjadi ketika jumlah pelajar AS yang belajar di Tiongkok telah menurun dari sekitar 15.000 pada tahun 2011 menjadi 800.
(Susi Susanti)