MALANG - Informasi adanya cairan pewarna kain yang dibuang di aliran sungai berwarna merah dibantah pihak kepolisian.
Pihak kepolisian bersama perangkat desa dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah melakukan pengecekan serta menelusuri aliran sungai hingga ke sumber mata air, yang disebut menjadi sumber air berwarna merah itu muncul.
Kapolsek Tumpang AKP Achmad Zainuddin menyatakan, pihaknya sudah melakukan pengecekan, dan menelusuri aliran sungai hingga ke sumber mata air bersama perangkat desa setelah. Ia pun tak bisa memastikan apakah penyebab pasti dari perubahan air sungai berwarna merah tersebut.
"Sudah kami lakukan pengecekan, untuk penyebab pastinya warna air masih dalam pencarian," ucap Achmad Zainuddin, dikonfirmasi pada Senin (8/7/2024).
Zainuddin menambahkan, bila berdasarkan penelusurannya air sungai itu sudah kembali normal pada Minggu pagi (7/7/2024) sekitar pukul 05.00 WIB. Namun terkait adanya informasi warna merah itu dari pewarna pakaian yang dibungkus kain, yang dibuang ke sungai, pihaknya belum memastikan lebih lanjut.
"Mungkin demikian (diakibatkan cairan pewarna kain). Namun saat saya kesana, kondisi air sudah normal dan tidak diketemukan yang di maksud," tuturnya.
Di sisi lain Badri perangkat Desa Kidal menyangsikan bahwa video yang beredar itu merupakan asli atau menjadi penyebab utama dari air sungai di wilayahnya berwarna merah seperti darah. Apalagi dari penelusurannya, masih banyak ikan-ikan yang hidup dan sama sekali tidak tercium bau.
"Saya sendiri kurang begitu kurang jelas (video yang beredar itu), tapi kalau memang dari cairan warna begitu kan mungkin di batu-batu ada bekas-bekas, terus ikan-ikan pun sampai sekarang nggak ada yang mati," kata Badri, dikonfirmasi terpisah.
Bahkan penelusuran perangkat desa dan pegawai DLH Kabupaten Malang memang tidak tercium bau apapun dari aliran sungai, hingga ke sumber mata air di belakang permukiman warga Dusun Kidal Krajan RT 27 RW 2, Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.