6 Fakta 5 Tokoh Intelektual NU Sowan ke Presiden Israel di Tengah Gencarnya Pembantaian Rakyat Palestina

Salman Mardira, Jurnalis
Selasa 16 Juli 2024 07:29 WIB
Lima tokoh NU bertemu Presiden Israel Isaac Herzog (Istimewa/NU Online)
Share :

JAKARTA - Lima tokoh intelektual Nahdlatul Ulama (NU) berkunjung ke Israel dan bertemu Presiden Isaac Herzog. Sontak saja tindakan kelima cindekiawan menuai kecaman karena Indonesia jelas mendukung Palestina yang kini sedang menghadapi genosida oleh pasukan Zionis.

Sikap kelima tokoh NU bertemu Presiden Israel Isaac Herzog dinyatakan tak mendapat mandat dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Tapi, perbuatan itu tentu mencoreng nama baik NU dan melukai perasaan mayoritas umat Islam di Indonesia.

Berikut fakta-fakta 5 tokoh intelektual NU bertemu Presiden Israel :

 BACA JUGA:

Sosok 5 tokoh NU yang bertemu Presiden Israel

Lima tokoh intelektual NU yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog di tengah gencarnya genosida rakyat Palestina di Gaza oleh pasukan Zionis adalah Dr. Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, Izza Annafisah Dania, dan Gus Sukron Makmun.

Zainul Maarif merupakan ahli filsafat atau filsuf. Ia juga dosen tetap Universitas NU Jakarta. Sedangkan Munawir Aziz merupakan Sekretaris PCI NU United Kingdom.

Berikutnya Nurul Bahrul Ulum adalah tokoh perempuan NU yang aktif memperjuangkan kesetaraan gender. Izza Annafisah tokoh Fatayat NU, dan terakhir Sukron Makmun merupakan ulama sekaligus pendakwah NU.

 BACA JUGA:

Zainul Maarif diproses etik Unusia

Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) mengambil tindakan tegas terhadap Zainul Maarif yang merupakan salah satu tenaga dosennya atas kunjungan ke Israel dan bertemu Isaac Herzog.

"Kunjungan tersebut berdampak langsung bagi reputasi Unusia dan bertentangan dengan dengan nilai-nilai yang dianut oleh Unusia," begitu pernyataan resmi Unusia diterima Okezone, Senin 15 Juli 2024.

Unusia menegaskan bahwa pertemuan Zainul Maarif dengan Presiden Israel merupakan aktivitas individual, tak berkaitan dengan kampus.

 BACA JUGA:

Tak mewakili PBNU

Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengatakan bahwa kelima tokoh NU bertemu Presiden Isaac Herzog bukan atas nama organisasi.

“Kelima orang tersebut tidak mendapat mandat PBNU. Juga tidak pernah meminta izin ke PBNU,” kata Gus Ipul.

“Kepergian mereka ke Israel adalah tindakan yang sangat sangat tidak bijaksana, membingungkan dan mendapatkan banyak kecaman yang nyata. Kunjungan itu juga melukai perasaan kita semua,” lanjut mantan wakil gubernur Jawa Timur itu.

 BACA JUGA:

Mencoreng nama NU

Ketua PBNU, Savic Ali mengatakan bahwa meskipun mengatasnamakan kunjungan pribadi, tapi kelima tokoh itu dikenal sebagai warga dan aktivis NU.

Menurut Savic, tindakan mereka akan memperburuk citra NU di mata publik. Padahal, lanjut dia, sikap PBNU dan Nahdliyin jelas mendukung Palestina dan mengecam agresi militer Israel.

"Keberangkatan mereka sulit diterima karena melukai perasaan warga Nahdliyin. Tidak semestinya warga NU berkunjung ke Israel. Ini tindakan tidak paham geopolitik dan perasaan warga NU,” tuturnya.

Lukai perasaan Muslim

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis mengatakan bahwa tindakan lima tokoh NU bertemu Presiden Israel sangat melukai perasaan umat Islam.

"Ini melukai perasaan umat Islam dan Indonesia. Tak bisa diterima oleh nalar sehat kunjungan mereka ke Israel bertemu presiden yang sedang menghancurkan manusia dan kemanusiaan di Palestina," katanya melalui akun X @cholilnafis.

"Kita semua sedang melawan genosida yg dilakukan Israel sungguh kunjungan mereka itu keterlaluan," lanjut Cholil yang juga ulama NU.

Melanggar konstitusi

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Prof Sudarnoto Abdul Hakim menilai kelima tokoh NU yang bertemu Presiden Israel telah melanggar konstitusi karena Indonesia tak punya hubungan diplomatik dengan Israel.

"Sangat memprihatinkan. Saat puluhan ribu warga palestina dibunuh secara bengis dan menjijikkan oleh Israel, lima aktivis ini bertemu Presiden Israel," katanya.

"Mereka melanggar konstitusi. Menteri Luar Negeri RI saja tidak pernah melakukan seperti itu. Apa mereka tidak paham bahwa Indonesia tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel? Apa mereka gak paham bahwa pemerintah Indonesia tidak akan pernah membuka Hubungan diplomatik dengan Israel sepanjang mereka Masih menjajah? Apa mereka juga tidak mengerti konstitusi RI."

(Salman Mardira)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya