BEIRUT - Israel merencanakan pembunuhan Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dengan sangat serius. Analisis Project on Defense Alternatives (PDA) menyebutkan Israel menggunakan bom penghancur bunker seberat 900 kg dengan radius penghancuran 30-35 meter.
Nasrallah, tewas dalam serangan hari Jumat terhadap markas bawah tanah kelompok tersebut di Beirut. Selain menewaskan Nasrallah, menurut laporan Al Jazeera serangan tersebut menghancurkan sekitar enam bangunan tempat tinggal di pinggiran selatan Beirut.
Serangan udara yang dilakukan oleh Angkatan Udara Israel dilakukan dengan sangat cermat. Melibatkan kolaborasi beberapa badan intelijen dan direncanakan selama berbulan-bulan, serangan terhadap Nasrallah digambarkan sebagai salah satu serangan terbesar di pusat kota dalam sejarah terkini, menurut beberapa laporan yang dikutip Washington Post, Al Jazeera dan NDTV.
Selanjutnya, intelijen mendapatkan waktu pasti mengonfirmasi keberadaan Nasrallah di bunker pada saat serangan itu. Juru bicara Israel Nadav Shoshani mengatakan kepada WSJ, "Kami mendapat informasi intelijen bahwa Nasrallah sedang bertemu dengan teroris senior, dan kami bertindak sesuai dengan itu."
Israel menggunakan hampir 80 ton bahan peledak, termasuk sekitar 85 bom "penghancur bunker" khusus yang dirancang untuk menembus jauh ke dalam bangunan berbenteng. Amunisi tersebut mampu menembus hingga 30 meter tanah atau enam meter beton bertulang, digunakan untuk menembus pertahanan bunker dan memastikan ketepatan serangan.