Hari Bhakti TNI AU, Perintis AURI Korban Kebengisan Belanda

Awaludin - Tri Kurniawan, Jurnalis
Senin 29 Juli 2024 06:20 WIB
Monumen Perjuangan TNI AU (foto: wikipedia)
Share :

PASUKAN Belanda membalas serangan usai markasnya diserang oleh pesawat Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI), di Semarang, Salatiga dan Ambarawa. Bukan dengan duel udara antara pesawat tempur atau penyerangan ke Pangkalan Maguwo, melainkan dengan sikap biadab dan pengecut menembaki pesawat angkut tak bersenjata yang tengah membawa misi kemanusiaan.

Tragedi dan duka AURI ditambah dengan gugurnya tiga perintis, Komodor (Udara) Agustinus Adisutjipto, Komodor (Udara) Abdulrachman Saleh, serta Opsir Muda (Udara) I Adi Sumarmo Wiryokusumo, hanya beberapa jam berselang sejak keberhasilan kadet-kadet muda AURI menyerang pos-pos militer Belanda di Semarang, Salatiga dan Ambarawa, 29 Juli 1947.

Padahal flight plan mereka dengan pesawat angkut Dakota VT-CLA dari Singapura itu sudah mendapati izin terlebih dulu dari pihak sekutu dan Belanda sendiri. Pesawat yang dipiloti warga Australia, Alexander Noel Constantine itu membawa bantuan obat-obatan dalam misi resmi.

Sejak beberapa hari dalam misi ke Singapura, tiga perintis AURI itu memang dijadwalkan akan pulang ke Pangkalan Maguwo pada 29 Juli 1947 dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Soerjadi Soerjadarma, sempat menginstruksikan agar pemberangkatan dilakukan pagi atau sore.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya