IRAN - Penargetan dua pemimpin militan senior di dua ibu kota Timur Tengah dalam hitungan jam dinilai berisiko mengguncang kawasan itu pada saat yang kritis. Semua serangan pembunuhan ini diarahkan ke Israel.
Seperti diketahui, mediator internasional berupaya agar Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata. Upaya diplomatik yang intensif juga sedang dilakukan untuk meredakan ketegangan antara Israel dan Hizbullah setelah berbulan-bulan pertempuran lintas batas. Hizbullah mengatakan akan menghentikan serangannya ke Israel jika gencatan senjata Gaza tercapai.
Pembunuhan pemimpin Ismail Haniyeh di Teheran dinilai dapat mendorong Hamas untuk menarik diri dari perundingan yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar. Namun Hamas belum mengomentari hal itu.
Haniyeh tewas di Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024). Dalam sebuah pernyataan, faksi Islam berduka atas kematian Haniyeh, yang dikatakan tewas dalam serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran.
Garda Revolusi Iran mengatakan dia menjadi sasaran di kediamannya bersama dengan seorang pengawal Iran. Dia dilaporkan berada di Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeshkian. Dilaporkan bahwa pihaknya sedang menyelidiki keadaan insiden tersebut.
Haniyeh adalah pemimpin politik kelompok militan yang diasingkan dan menghabiskan sebagian besar waktunya dalam beberapa tahun terakhir di Qatar. Selama perang Israel-Gaza, dia bertindak sebagai negosiator dalam perundingan gencatan senjata dan berhubungan dengan sekutu utama Hamas, Iran.