QATAR - Dua nama disebut sebagai kandidat kuat pengganti Ismail Haniyeh yang terbunuh dalam serangan roket di Teheran, Iran. Tiga nama yang ramai diperbincangkan sebagai kandidat pemimpin Hamas adalah Khaled Meshal, Yahya Sinwar dan pejabat senior Hamas Khalil Al-Hayya.
Namun, beberapa sumber menyebutkan dari dua nama tersebut, dari tiga nama peluang dimiliki Meshal. Hanya saja, Meshal memiliki sedikit kelemahan, salah satunya terkait relasi Meshaal dengan Iran. Iran sebagai pendukung utama Hamas dan kemerdekaan Palestina merasa tidak nyaman karena Meshal pernah mendukung pemberontakan yang dipimpin Muslim Sunni pada tahun 2011 melawan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Mashal lahir Lahir pada 28 Mei 1956, di Silwad yang terletak sebelah utara dari Ramallah. Pengalaman organisasinya dimulai ketika bergabung dengan Ikhwanul Muslimin pada 1971 saat kuliah di Universitas Kuwait dimana dia berhasil meraih gelar sarjana sains dalam bidang fisika.
Perkenalan dengan Hamas dimulai saat mendirikan Hamas di Kuwait pada 1987. Dia pindah dari Kuwait ke Yordania pada 1991. Namun, dia harus pindah ke Qatar setelah Hamas disebut sebagai organisasi terlarang.
Dari Qatar dia kemudian pindah ke ibu kota Suriah, Damaskus pada 2001. Mashal menjadi pemimpin utama pergerakan Hamas, sejak 2004 setlah pembunuhan Abdel Aziz al-Rantissi . Meshal menjadi terkenal di seluruh dunia setelah Israel gagal membunuh Meshal dengan racun yang disuntikkan di luar kantornya di ibu kota Yordania, Amman.