Serangan Lintas Batas Ukraina Bikin Pusing Putin, Zelensky: Rusia Harus Rasakan Konsekuensi Perang

Susi Susanti, Jurnalis
Jum'at 09 Agustus 2024 10:33 WIB
Serangan lintas batas Ukraina, Zelensky mengatakan Moskow harus merasakan konsekuensi atas invasinya ke Ukraina (Foto: Kementerian Pertahanan Rusia)
Share :

UKRAINA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan Moskow harus merasakan konsekuensi atas invasinya ke Ukraina. Hal ini ditegaskan Zelensky usai Ukraina melalukan serangan lintas batas selama tiga hari di wilayah Kursk, Rusia.

"Rusia membawa perang ke tanah kami dan harus merasakan apa yang telah dilakukannya,” kata Zelensky dalam pidatonya pada Kamis (8/8/2024) malam, tanpa secara langsung merujuk pada serangan Ukraina.

"Orang Ukraina tahu cara mencapai tujuan mereka. Dan kami tidak memilih untuk mencapai tujuan kami dalam perang," imbuhnya.

Rusia mengatakan sedikitnya 1.000 tentara Ukraina, yang didukung oleh tank dan kendaraan lapis baja, memasuki wilayahnya pada Selasa (6/8/2024) pagi. Ini menjadi salah satu serangan terbesar di tanah Rusia sejak perang dimulai.

Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menuduh Ukraina melakukan provokasi besar.

Pejabat Ukraina sebagian besar bungkam mengenai serangan tersebut. Situasi sebenarnya di lapangan sulit dipastikan, dengan sedikit rincian spesifik yang dirilis oleh kedua belah pihak.

"Semua orang dapat melihat bahwa tentara Ukraina tahu bagaimana mengejutkan [dan] mencapai hasil," kata Presiden Ukraina sebelumnya pada Kamis (8/8/2024), tanpa secara langsung merujuk pada serangan tersebut.

Menurut kantor berita milik negara Rusia RIA-Novosti, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan sedang memantau pabrik nuklir Kursk.

 

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada Kamis (8/8/2024) bahwa pasukannya terus menghancurkan unit-unit bersenjata Ukraina dengan serangan udara, roket, dan tembakan artileri.

Kementerian mengatakan cadangan Rusia telah dilarikan ke wilayah tersebut. Peta yang menunjukkan Ukraina dan Rusia, yang menyorot Kursk.

Institut Studi Perang, sebuah lembaga pemikir yang disegani, mengatakan rekaman geolokasi menunjukkan kendaraan lapis baja Ukraina telah maju ke posisi 10 km (6,2 mil) ke wilayah Kursk dalam dua hari pertama penyerbuan.

Pimpinan militer Rusia berada di bawah pengawasan ketat di dalam negeri, karena beberapa saluran Telegram pro-perang yang populer dan umumnya berpengetahuan luas mengatakan situasi di lapangan tidak stabil seperti yang disiratkan Kremlin.

Saluran Telegram pro-perang Rybar yang berpengaruh mengkritik keras jajaran tertinggi militer Rusia pada Rabu (7/8/2024), dengan mengatakan bahwa selama dua bulan informasi lengkap dikirim ke markas besar yang tidak berguna. Saluran itu menambahkan bahwa ada cukup waktu untuk membuat keputusan yang tepat.

Pimpinan daerah di wilayah yang berdekatan dengan Kursk, baik di Rusia maupun Ukraina, telah memberi tahu penduduk untuk pergi demi keselamatan mereka.

(Susi Susanti)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya