SOLO - Polresta Solo secara terbuka melarang kegiatan Geng San Andreas. Polisi juga akan mencari sejumlah anggota geng ini untuk dimintai keterangan.
Hal tersebut diungkapkan Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi saat jumpa press di Mako Polresta Solo, Jumat (9/8/2024).
Geng San Andreas adalah otak dibalik kasus pembacokan terhadap 2 orang suporter Persis Solo berinisial M dan E beberapa waktu lalu.
Tiga orang yakni CP (31) warga Pucang Sawit, Jebres, Solo, AAM (23) alias Kampret warga Gandekan, Jebres, Solo dan RRN (19) warga Pancang Sawit Jebres Solo yang merupakan pelaku juga terafiliasi dengan geng tersebut.
"Jadi setelah kejadian ini, saya nyatakan kelompok atau geng ini terlarang. Jika masih kami dapati aktivitas seperti itu akan kami tindak tegas," ujarnya.
"Saya minta melalui media ini, saya nyatakan dengan tegas. Barang siapa yang masih berafiliasi dengan kelompok ini dan kami dapati setelahnya hukum yang akan berbicara," lanjut dia.
Berdasarkan hasil pendalaman geng San Andreas baru berumur sekitar 5 bulan. Mereka total memiliki 51 anggota yang terekrut melalui media sosial.
Kapolresta menyebut bahwa aktivitas geng ini hanya kumpul-kumpul dilanjutkan minum miras ditambah obat-obatan lalu mencari orang secara acak untuk dianiaya. Saat melakukan aksi penganiayaan mereka memiliki kode 'Mainkan'.
"Mainkan itu mereka secara acak keluar kemudian cari siapa saja korbannya. Inikan sangat meresahkan jika kelompok ini tidak kami korbankan," kata dia.
Kombes Pol Iwan menambahkan, pada kasus pembacokan 2 suporter Persis juga hanya berlandaskan motif pelampiasan. Karena ketiga tersangka memiliki masalah dengan salah seorang mekanik di sebuah bengkel.
"Sebenarnya bukan dendam, dia hanya mencari bengkel karena mencari motor. 3 pelaku memang dalam pengaruh miras dan bukan pikiran orang normal. Hanya urusan bengkel dia menyasar orang lain yang tidak ada urusan," beber dia.
Polisi kini masih melakukan pendalaman dan pencairan kepada sisa-sisa anggota geng San Andreas. Hal tersebut dilakukan untuk memutus total aktivitas geng San Andreas.
Sementara itu, Ketua Geng San Andreas CP menuturkan jika saat kecil dirinya suka bermain game dan mendirikan geng itu terinspirasi dari game tersebut. Tujuan membentuk geng ini adalah untuk membangun solidaritas.
"Menguatkan solidaritas. Kumpul biasanya di jl. Juanda Solo," kata dia.
CP juga mengaku bahwa sebenarnya tidak ketua dalam geng San Andreas. Namun memiliki kordinator di setiap wilayah.
"Sebenarnya tidak ada pemimpin, adanya admin. Admin itu terpencar-pencar ada di Karanganyar, Sukoharjo, Masaran, Kartosuro dan Solobaru. Paling banyak anggota di Karanganyar kira-kira 20-30 orang. Bekerja ada yang sekolah," tutupnya.
(Khafid Mardiyansyah)