MALANG - Selain mengakibatkan kerusakan infrastruktur Gedung DPRD Kota Malang, demonstrasi penolakan revisi UU Pilkada juga melukai dua polisi dan tiga orang jurnalis terkena lemparan.
Aksi lempar-lemparan berupa batu, botol mineral, hingga potongan besi sempat mewarnai demonstrasi yang berlangsung sekitar pukul 14.55 WIB, Jumat sore (23/8/2024). Satu jam setelah orasi, demonstrasi memanas diawali dengan pembakaran keranda jenazah yang menyimbolkan matinya demokrasi di Indonesia.
Massa gabungan lantas merangsak masuk menjebol pagar DPRD Kota Malang sisi barat, sekitar pukul 16.00 WIB. Alhasil pagar itu rusak dan terkena bekas bakaran keranda. Nyaris sekitar satu jam situasi tak terkendali.
Terlihat lemparan - lemparan dari area jalan luar Gedung DPRD Kota Malang terjadi. Beberapa lemparan itu mengakibatkan dua polisi terluka di bagian pelipis muka. Sedangkan tiga jurnalis terkena lemparan benda berupa batu dan botol berisikan pasir.
Terlihat memang beberapa massa berpakaian hitam dan pakaian biasa, yang tidak menggunakan jas almamater kampus, tampak mencoba memprovokasi. Situasi mulai bisa dikendalikan menjelang pukul 17.05 WIB. Petugas kepolisian dari Brimob Polda Jatim dikerahkan untuk menghalau massa.
Di demonstrasi kali ini tampak polisi tidak terlalu bertindak agresif, dan lebih banyak bertahan. Belum ada keterangan lebih lanjut dari kepolisian perihal anggotanya yang terluka.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Dianakartika mengatakan, memang aksi demonstrasi pada Jumat sore sempat diwarnai tindakan kericuhan. Sebab awalnya demonstran meminta untuk semuanya bisa masuk ke gedung dewan, tapi tidak dikabulkan permintaannya.
"Kami sudah keluar terlebih dahulu, sebenarnya kami sepakat, kami juga ingin ikut berorasi, tadi orasi mendukung apa yang menjadi tuntutan mahasiswa. Tapi beberapa teman-teman mahasiswa, beberapa organ tadi mereka pun tidak satu suara," ungkap Made Rian Dianakartika.
Dari sanalah akhirnya ekskalasi demonstrasi meningkat. Terlebih Made menyebut ada pihak-pihak tak bertanggung jawab di luar mahasiswa yang membuat provokasi, dengan melemparkan beberapa benda ke dalam halaman gedung dewan.
"Mengkonsolidasikan ribuan orang tidak gampang, mungkin tadi korlapnya juga kesulitan, karena apa situasi di lapangan juga yang ada beberapa provokasi yang muncul, yang saya rasa kalau mahasiswa tidak mungkin lah lempar-lempar, mungkin ada penyusup-penyusup tapi kita tidak bisa bahas," tandasnya.
Pantauan di lokasi gedung dewan, sudah mulai sepi ditinggalkan oleh ribuan massa demonstran sudah mulai meninggalkan kawasan Bundaran Tugu Malang, sekitar pukul 18.00 WIB.
Tampak sebagian jalan di depan Balai Kota Malang dan gedung dewan juga masih ditutup, petugas kebersihan gabungan juga terlihat membersihkan sisa-sisa sampah dan bebatuan.
(Khafid Mardiyansyah)