RUSIA - Empat pegawai penjara tewas setelah beberapa narapidana atau napi melakukan pemberontakan di koloni penjara terpencil Rusia. Para napi ini juga menyandera beberapa orang.
Pasukan khusus menyerbu fasilitas IK-19 Surovikino di wilayah barat daya Volgograd setelah narapidana bersenjata pisau, yang mengidentifikasi diri mereka sebagai militan ISIS, mengklaim telah menguasai kompleks yang luas itu.
Otoritas mengatakan operasi pasukan khusus telah membebaskan beberapa sandera dan menetralisir semua penyerang. Namun kemudian mengonfirmasi bahwa empat pegawai penjara telah tewas.
Gambar yang belum diverifikasi yang diunggah di media sosial tampak memperlihatkan seorang narapidana memegang pisau berdiri di atas seorang penjaga penjara yang berlumuran darah selama pemberontakan.
Garda Nasional Rosgvardia Rusia mengatakan penembak jitu menembak empat penyerang dalam operasi penyelamatan.
Pasukan bersenjata berat diketahui tiba di penjara dalam rekaman yang diunggah ke aplikasi pesan Telegram oleh Garda Nasional.
Dinas Penjara Federal Rusia (FSIN) dalam sebuah pernyataan mengatakan serangan itu dimulai selama rapat komisi disiplin. Para penyerang dikatakan telah menebas penjaga dan melukai beberapa staf penjara.
FSIN mengatakan delapan karyawan penjara dan empat narapidana telah disandera. Beberapa laporan di media Rusia menunjukkan bahwa direktur dan wakil direktur penjara termasuk di antara mereka yang ditangkap.
"Para penjahat itu menimbulkan luka tusuk dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda pada empat karyawan, tiga di antaranya meninggal. Empat lainnya yang melawan dirawat di rumah sakit, satu di antaranya meninggal di rumah sakit,” terangnya.
FSIN membantah bahwa para penyerang telah menguasai seluruh penjara. "Para penjahat menyandera orang dan menempati satu kamar di wilayah koloni,” lanjutnya.
Menurut sumber penegak hukum yang dikutip oleh kantor berita negara Rusia TASS, ada alasan untuk mengatakan bahwa penyanderaan telah dipersiapkan sebelumnya dan direncanakan dengan baik.
Media Rusia menyebut para penyerang sebagai Ramzidin Toshev, 28 tahun, Rustamchon Navruzi, 23 tahun, Nazirchon Toshov, 28 tahun, dan Temur Khusinov, 29 tahun. Semuanya adalah penduduk asli Uzbekistan dan Tajikistan.
Dalam rekaman dramatis yang dirilis oleh para penyerang melalui ponsel, mereka mengidentifikasi diri mereka sebagai militan ISIS. Para pria itu mengatakan bahwa mereka termotivasi oleh keinginan untuk membalas penganiayaan terhadap umat Muslim.
Video tersebut juga memperlihatkan para petugas penjara tergeletak di genangan darah, sementara dalam klip terpisah para penyerang berkeliaran di halaman penjara.
(Susi Susanti)