“Kami melihat di mana-mana komitmen besar untuk melawan, komitmen untuk mengurangi dampak negatif perubahan iklim,” ujarnya kepada BBC.
“Masalahnya, Kepulauan Pasifik juga menderita ketidakadilan besar lainnya, instrumen keuangan internasional yang ada untuk mendukung negara-negara yang sedang dalam kesulitan tidak dirancang untuk negara-negara seperti ini.”
Guterres pada Senin (26/8/2024) mengunjungi masyarakat lokal yang mata pencahariannya terancam oleh naiknya permukaan air laut. Mereka telah menunggu selama tujuh tahun untuk keputusan yang akan diambil tentang pendanaan tanggul laut.
“Birokrasi, kompleksitas, kurangnya rasa urgensi karena ini adalah pulau kecil, jauh,” katanya, mengutip kegagalan sistem keuangan internasional, terutama jika menyangkut negara-negara pulau kecil yang sedang berkembang.
“Ada janji-janji peningkatan dana yang tersedia untuk adaptasi di negara-negara berkembang tetapi kenyataannya kita masih jauh dari apa yang dibutuhkan, dari solidaritas yang dibutuhkan agar negara-negara ini dapat bertahan hidup,” tambahnya.
Banyak penduduk pulau Pasifik di konferensi ini memilih donor dan penghasil emisi regional terbesar yakni Australia.
Awal tahun ini, Perdana Menteri (PM) Anthony Albanese mengatakan Australia akan meningkatkan ekstraksi dan penggunaan gasnya hingga 2050 dan seterusnya, meskipun ada seruan untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil.
(Susi Susanti)