RD KONGO – Serangkaian video yang beredar di media sosial (medsos) menujukkan betapa parahnya kerusuhan penjara yang terjadi di Republik Demokratik (RD) Kongo. Kerusuhan ini terjadi saat lebih dari 120 napi tewas ketika berusaha kabur dari penjara.
Video itu memperlihatkan puluhan mayat berlumuran darah di tanah. Banyak napi yang terinjak-injak hingga mati lemas akibat kerusuhan penjara. Ini merupakan serangan terbaru dalam serangkaian serangan kekerasan terhadap penjara di negara Afrika tengah tersebut.
Kerusakan parah pada beberapa bangunan penjara juga terlihat dalam video kementerian dalam negeri. Sebuah lubang besar terlihat di satu dinding luar, di mana batu bata tampak telah disingkirkan, sementara dinding bangunan lain berwarna hitam dan terbakar.
Video yang direkam di dalam penjara menunjukkan beberapa ruangan yang diobrak-abrik dengan puing-puing, perabotan kantor yang terbakar, dan kertas-kertas berserakan di lantai.
Beberapa bangunan penjara termasuk kantor, kantor pendaftaran, rumah sakit, dan depot makanan hancur oleh api selama upaya pembobolan penjara, menteri tersebut mengatakan pada konferensi pers.
Seorang warga Kinshasa, Daddi Soso, mengatakan kepada Agence France-Presse (AFP) bahwa suara tembakan terdengar selama beberapa jam selama insiden tersebut dan bahwa ia kemudian melihat kendaraan keamanan mengeluarkan mayat-mayat dari tempat kejadian.
Pembobolan penjara merupakan hal yang umum di DRC, dengan beberapa serangan telah dilancarkan terhadap fasilitas pemasyarakatan dalam beberapa tahun terakhir.
Lebih dari 50 narapidana, termasuk pemimpin sekte agama, berhasil melarikan diri dari penjara Makala pada tahun 2017 setelah kelompok tersebut menyerbu.
Dan pada tahun 2020, kelompok pemberontak yang terkait dengan ISIS mengaku bertanggung jawab atas pembobolan penjara yang membebaskan hampir 1.000 narapidana dari sebuah penjara di Beni, di timur laut DRC. Setidaknya 11 orang, termasuk personel keamanan, tewas dalam serangan itu.
Pembobolan penjara lainnya tercatat tahun berikutnya di Matadi, salah satu penjara tertua di negara itu, yang mengakibatkan 189 narapidana melarikan diri. Lebih dari 200 narapidana lainnya melarikan diri dari penjara yang sama pada tahun 2022 setelah menyita senjata dari gudang senjata fasilitas tersebut.
(Susi Susanti)