JAKARTA - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menegaskan video pendek Kepala BP2MI, Benny Rhamdani yang memberikan bantuan kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) senilai Rp1,5 miliar untuk 20 orang adalah hoaks alias palsu. Kepala Biro Hukum dan Humas BP2MI, Hadi Wahyuningrum mengatakan bahwa video yang diedarkan oleh oknum tidak bertanggung jawab di medsos itu menggunhakan akun palsu.
Menurutnya, video pada akun tersebut dapat dipastikan palsu atau hoaks yang dibuat secara manipulatif menggunakan teknologi deepfake atau AI. "Terkait hal ini kami dari BP2MI telah bersurat ke Kominfo dan melapor ke Polda Metro Jaya," kata Wahyuningrum, Jumat (6/9/2024).
Seperti diketahui, Deepfake merupakan teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat atau memanipulasi gambar, video, atau audio agar terlihat atau terdengar seperti seseorang, padahal sebenarnya tidak.
Deepfake sering digunakan untuk mengubah wajah atau suara seseorang dalam video dengan sangat realistis, sehingga tampak seperti orang tersebut benar-benar mengatakan atau melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi.
Tidak hanya itu, teknologi ini juga bisa digunakan untuk tujuan hiburan, seperti membuat video parodi, namun juga memiliki potensi untuk disalahgunakan, misalnya untuk penyebaran informasi palsu atau manipulasi politik.
Deepfake bekerja dengan menggunakan teknik pembelajaran mesin, seperti jaringan saraf tiruan, untuk "belajar" dari data wajah dan suara seseorang dan kemudian mereproduksi mereka dalam situasi yang berbeda.