JAKARTA - Calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil melanjutkan safari politiknya ke berbagai daerah di Jakarta. Kali ini, Jumat (20/9/2024), Ridwan Kamil menemui warga Kelurahan Warakas, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, dan sedikitnya dia mencatat ada 12 curhatan warga.
Dalam kesempatan tersebut, dia mendengarkan curahan hati (curhat) dari warga setempat. Mulai persoalan klasik seperti macet, sampai masalah yang dihadapi oleh guru ngaji.
Seorang warga yang mengaku berasal dari Ikatan Guru Ngaji Jakarta bercerita sambil menahan air mata. Dia menyampaikan bahwa salah satu persoalan yang dihadapi oleh guru ngaji di Jakarta saat ini adalah tidak ada bantuan. Semula, bantuan diberikan oleh Almarhum Mohamad Taufik.
Setelah mantan wakil ketua DPRD Jakarta itu meninggal dunia pada 3 Mei 2023, tidak ada lagi bantuan untuk Ikatan Guru Ngaji Jakarta yang sudah berdiri sejak 2013 silam.
”Saya ketua umum Ikatan Guru Ngaji Jakarta. berdiri pada tahun 2013, yang mendirikan adalah Bapak Haji Taufik almarhum. Permasalahan guru ngaji saat ini adalah ketika beliau sudah meninggal, semua bantuan tidak ada. Tolong diperhatikan, Pak. Terutama gaji dan insentif guru ngaji,” ungkapnya.
Menurut dia, selama ini hanya guru ngaji di masjid yang sudah mendapat gaji dan insentif. Sementara guru ngaji di rumah-rumah warga, di musala-musala kecil, belum mendapat gaji dan insentif.
Kondisi itu membuat dia resah dan merasa sedih. Karena itu, dia berharap agar RK memberikan perhatian lebih kepada seluruh guru ngaji di Jakarta. Harapannya, para guru ngaji tersebut mendapat penghasilan yang pantas.
Dalam berbagai pertemuan dengan warga Jakarta, dia dan Suswono mendengar banyak curhat dari warga. Berbagai hal disampaikan oleh mereka kepada pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta tersebut. Termasuk diantaranya persoalan yang dialami oleh guru ngaji di Jakarta.
Dengan bekal pengalaman sebagai gubernur Jawa Barat dan wali kota Bandung, dia yakin masalah itu bisa diselesaikan. Bagi RK, hal yang sifatnya untuk ibadah, tidak melulu harus dari APBD.
"Saya sudah buktikan, kalau yang muslim namanya zakat, saya bikin zakat online. Dibayar di depan. Dari target akhir jabatan di Rp1,7 triliun berakhir di Rp3,2 Triliun. Itu ada namanya pintu fisabilillah, berjuang di jalan Allah. Di situ nanti guru ngaji dan kyai masuk kategori itu, marbot masuk kategori itu, semua disejahterakan lewat pintu itu, tidak harus selalu APBD,” ujar RK.
Curhat soal kesejahteraan guru ngaji ini sebenarnya sudah beberapa kali disampaikan oleh warga Jakarta. Untuk itu, pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) punya program Maghrib Mengaji. Program itu sudah berjalan saat dia bertugas sebagai kepala daerah di Jawa Barat.