JAMBI - Seorang siswi sekolah menengah pertama(SMP) inisial RN (14) di Kota Jambi menjadi korban perundungan atau bullying hingga kekerasan oleh teman sebaya. Aksi perundungan yang dialami korban sempat direkam dan viral di media sosial.
Orangtua korban tak terima langsung melaporkan peristiwa yang dialami anaknya itu ke polisi. Dalam rekaman video terlihat korban dirundung. Selain itu, juga mengalami kekerasan fisik berupa jambakan, dan pukulan hingga disundut api rokok di bagian mulut, wajah dan tubuh lainnya hingga disiram.
Korban terlihat dipegangi sementara yang lainnya melakukan kekerasan. Pelaku berjumlah lebih dari lima orang sehingga membuat korban tak berdaya hanya bisa menangis karena tak mampu melawan.
Akibat peristiwa tersebut, RN yang masih duduk di bangku kelas dua SMP di salah satu sekolah swasta tersebut harus menderita trauma. Perundungan itu bermula dari saling ejek di media sosial.
Korban RN menceritakan, awalnya saling ejek di media sosial dan mendapat pesan dari seseorang yang tak dikenal lalu sempat bertemu dengan para pelaku perundungan yang nantang untuk berduel. Korban mendatangi para pelaku hingga akhirnya terjadi perundungan dan mendapat kekerasan fisik.
RN yang menderita trauma akibat perbuatan juga mengaku sempat mendapat ancaman dari para pelaku. Pascakejadian itu, korban berharap pelaku mendapat mendapat hukuman setimpal.
"Sempat diancam tak usah visum. Tidak kenal dengan pelaku. Mereka berhenti menganiaya saat kepala keluar darah," ujar RN.
Sementara itu, ibu korban Faradilah mengatakan, peristiwa perundungan yang dialami anaknya tersebut terjadi pada Sabtu 14 September lalu. Namun, ia baru mengetahui anaknya menjadi korban perundungan kekerasan oleh teman sebayanya tersebut dua hari lalu.
Ia mengungkapkan, bahwa anaknya yang sempat luka tersebut tidak mengaku kalau mendapat kekerasan fisik dari para pelaku karena takut dimarahi. Kemudian, mengetahui anaknya menjadi korban perundungan setelah melihat video yang tersebar luas dan viral di media sosial dari kerabatnya.
Dirinya tak terima anaknya menjadi korban perundungan dan kekerasan dan telah melaporkan ke polisi dan berharap pelaku dapat dihukum sesuai perbuatannya. Sebab, anaknya mengalami trauma berat.
"Saya tak ikhlas, anakku digituin," katanya.
(Arief Setyadi )