RN yang menderita trauma akibat perbuatan juga mengaku sempat mendapat ancaman dari para pelaku. Pascakejadian itu, korban berharap pelaku mendapat mendapat hukuman setimpal.
"Sempat diancam tak usah visum. Tidak kenal dengan pelaku. Mereka berhenti menganiaya saat kepala keluar darah," ujar RN.
Sementara itu, ibu korban Faradilah mengatakan, peristiwa perundungan yang dialami anaknya tersebut terjadi pada Sabtu 14 September lalu. Namun, ia baru mengetahui anaknya menjadi korban perundungan kekerasan oleh teman sebayanya tersebut dua hari lalu.
Ia mengungkapkan, bahwa anaknya yang sempat luka tersebut tidak mengaku kalau mendapat kekerasan fisik dari para pelaku karena takut dimarahi. Kemudian, mengetahui anaknya menjadi korban perundungan setelah melihat video yang tersebar luas dan viral di media sosial dari kerabatnya.
Dirinya tak terima anaknya menjadi korban perundungan dan kekerasan dan telah melaporkan ke polisi dan berharap pelaku dapat dihukum sesuai perbuatannya. Sebab, anaknya mengalami trauma berat.
"Saya tak ikhlas, anakku digituin," katanya.
(Arief Setyadi )