BEIRUT – Hizbullah mengonfirmasi dalam sebuah unggahan Telegram bahwa Kepala unit rudal dan roket Hizbullah, Ibrahim Qubaisi telah mati syahid dalam sebuah serangan udara Israel di selatan Beirut, Lebanon, pada Selasa (24/9/2024) sore. Qubaisi tewas bersama dengan sedikitnya dua komandan lain yang bersamanya saat itu.
Qubaisi adalah tokoh kunci dalam mengaktifkan rudal dan bertanggung jawab atas serangkaian serangan di wilayah Israel. Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan dalam pengarahan malam bahwa Hizbullah telah mengubah Lebanon selatan dan Lembah Bekaa "menjadi zona pertempuran" dan bahwa pesawat terus menyerang sasaran di sana sepanjang Selasa (24/9/2024).
Ia juga merilis rekaman video yang menunjukkan ledakan sekunder selama serangan terhadap bangunan tempat tinggal yang menunjukkan rudal dan truk yang membawa peluncur roket telah disimpan di dalamnya.
Hizbullah menanggapi dengan menembakkan lebih dari 300 roket ke Israel utara, melukai enam orang.
Pertempuran lintas batas selama hampir setahun antara Israel dan Hizbullah yang dipicu oleh perang di Gaza telah menewaskan ratusan orang, sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah, dan membuat puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan.
Hizbullah mengatakan bahwa mereka bertindak untuk mendukung Hamas dan tidak akan berhenti sampai ada gencatan senjata di Gaza. Kedua kelompok tersebut didukung oleh Iran dan dilarang sebagai organisasi teroris oleh Israel, Inggris, dan negara-negara lain.
Selama kunjungan ke pangkalan intelijen, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan "terus menyerang Hizbullah" hingga mencapai tujuan perangnya untuk memulangkan warga sipil Israel yang mengungsi ke rumah mereka di sepanjang perbatasan utara.
Ia juga berbicara kepada rakyat Lebanon, menegaskan bahwa “perang kami bukan dengan kalian” dan memperingatkan mereka bahwa pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah “menuntun kalian ke tepi jurang”.
“Saya katakan kemarin untuk mengevakuasi rumah-rumah yang ada rudal di ruang tamu dan roket di garasi. Siapa pun yang punya rudal di ruang tamu dan roket di garasi tidak akan punya rumah lagi,” katanya.
Israel mengatakan pihaknya menyerang ratusan lokasi Hizbullah, menuduh kelompok itu menyembunyikan senjata di daerah permukiman.
Serangan udara Israel pada Senin (23/9/2024) di Lebanon selatan dan Lembah Bekaa timur telah mengakibatkan hari paling mematikan di negara itu setidaknya sejak tahun 2006, terakhir kalinya Hizbullah dan Israel berperang.
(Susi Susanti)