Kisah Heroik Letkol Sintong Panjaitan Pimpin Penyelamatan pesawat Garuda Dalam Keadaan Patah Kaki

Fahmi Firdaus , Jurnalis
Jum'at 04 Oktober 2024 14:27 WIB
Kisah Heroik Letkol Sintong Panjaitan Pimpin Penyelamatan pesawat Garuda Dalam Keadaan Patah Kaki
Share :

JAKARTA - Kisah heroik Letkol Sintong Panjaitan pimpin penyelamatan pesawat Garuda dalam keadaan patah kaki, akan diulas lengkap dalam artikel ini. Diketahui, peristiwa pembajakan pesawat DC 9 milik Garuda Indonesia atau disebut juga Woyla, terjadi pada 28-31 Maret 1981.

Saat itu, informasi pembajakan Garuda Woyla di Thailand diterima Pangkopkamtib Laksamana Sudomo. Kabar ini kemudian disampaikan ke Panglima ABRI, Jenderal M Yusuf dan Asintel Hankam Letjen Benny Moerdani.

Jenderal M Yusuf dan Letjen Benny saat itu sedang berada di Ambon dalam rangka latihan gabungan ABRI. Yusuf lalu memerintahkan Benny untuk mengatasi pembajakan pesawat Garuda Woyla. Dia juga meminta Danjen Kopassus Brigjen Yogi S Memet, untuk mempersiapkan pasukan.

Secara cepat, Yogi menghubungi markas Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha), sekarang menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Cijantung.

Yogi lalu memerintahkan Pejabat Asisten 2 Operasi Kopassus Letkol Sintong Panjaitan, untuk memimpin operasi pembebasan sandera. Namun saat itu, kondisi Sintong sedang sakit. Kakinya patah saat latihan penerjunan.

Sintong sempat menjalani perawatan selama 2 minggu di RSPAD Gatot Subroto. Setelah dinyatakan membaik, Sintong diperbolehkan pulang. Kondisinya belum pulih benar, kakinya masih sulit berjalan normal.

Dia harus menggunakan dua tongkat penyangga untuk berjalan. Namun karena dia diberi kepercayaan untuk memimpin operasi, Sintong tidak memperdulikan kondisi kakinya.

Melansir DC Channel, Letkol Sintong segera membentuk grup antiteror dari grup 4 Sandhi Yudha Kopassus yang berjumlah 30 orang.

Sementara Benny Moerdani dari Ambon segera terbang di Jakarta. Saat tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, dia bersama Sudomo menghadap Presiden Soeharto.

Benny menyampaikan ke Soeharto untuk mengambil opsi militer dalam mengatasi pembajakan. Selanjutnya pada, Minggu 29 Maret 1981 malam, Benny dan pasukan antiteror bersiap berangkat ke Thailand.

 

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya