Demokrasi di Indonesia, lanjut Prabowo, memiliki kekhasan tersendiri. Untuk itu, ia mengimbau semua pihak untuk tidak mengikuti negara lain, di mana jika terdapat perbedaan maka bermusuhan.
“Kita tidak usah ikut-ikut negara lain. Kalau sudah oposisi, musuhan. Kalau sudah berbeda, tidak mau lihat-lihatan. Buktinya saya mau datang ke sini. Saya tadi terima tamu resmi dari luar negeri dan pakai jas, tahu-tahu ada acara ini jadi saya ganti hanya dasinya, karena NU (maka) ganti hijau,” jelas Prabowo.
Terlihat Sehat Padahal Beracun
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago menjelaskan, bahwa negara tanpa oposisi hanya akan terlihat sehat di luar namun justru "beracun" bagi masyarakat.
Saat dihubungi Okezone, Pangi menjelaskan bahwa negara tanpa oposisi hanya akan membuat pemerintah menuju otoritarianisme. Sebagai contoh, Pangi menjelaskan bagaimana pemerintahan Jokowi di akhir jabatan yang terkesan ugal-ugalan, dalam membuat kebijakan.
"Pembahasan undang-undang bisa sesuka hati, tidak dibahas secara berlapis, tidak dibahas secara kehati-hatian. Seperti UU KPK, UU Omnibus Law, UU Minerba, misalnya RUU Perampasan Aset tak ada tindak lanjut, kemudian revisi UU MK, semuanya karena DPR hanya jadi tukang stempel pemerintah," katanya kepada Okezone.