Menurutnya, pemerintahan yang berjalan tanpa oposisi hanya terlihat sehat di luar, namun beracun bagi masyarakat.
"Banyak kepentingan yang menempel dalam pembentukan Undang-Undang, ada Politik Kartel, Pebisnis, Pemburu Rente, banyak UU yang tak sesuai aspirasi masyarakat," jelasnya.
"Gak kebayang, bagaimana pembentukan aturan tak ada koreksi tak ada pemikiran alternatif, terlihat sehat tapi itu bisa jadi beracun, bisa berbahaya," ujarnya.
Pangi menilai, dari kacamata politik, menjadi oposisi di masa kini dianggap merugikan karena tak bisa diubah menjadi komoditas politik. Ia mencontohkan bagaimana PKS dan Demokrat yang suaranya stagnan ketika menjadi oposisi Jokowi.
"Kita melihat Demokrat dan PKS, suaranya tetap stagnan, ya mungkin karena oposisi meraka tidak all out," jelasnya.
Namun, ia menilai ada satu partai yang berhasil menjadi oposisi, karena kritis terhadap pemerintah dan bisa dihargai oleh masyarakat.
"Itulah PDIP, sebenarnya PDIP itu pernah menjadi oposisi yang istilahnya kaffah, total, all out dan itu dihargai oleh masyarakat sehingga menjadi partai pemenang di 2014," ulasnya.
(Awaludin)