Pada 14 Oktober, NATO meluncurkan latihan nuklir berskala besarnya sendiri. Tiga belas negara anggota blok yang dipimpin Amerika Serikat (AS) berpartisipasi dalam latihan tahunan 'Steadfast Noon', yang melibatkan sekira 2.000 personel militer dan lebih dari 60 pesawat. Anggota NATO Eropa berlatih untuk menyebarkan senjata yang disediakan AS di bawah pengaturan pembagian nuklir organisasi tersebut.
Kremlin mengatakan pada saat itu bahwa latihan tersebut hanya akan meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Barat di tengah konflik Ukraina.
Moskow juga telah menyatakan bahwa sistem pembagian nuklir NATO bertentangan dengan semangat nonproliferasi nuklir.
Bulan lalu, Putin juga menyarankan pembaruan pada doktrin nuklir Rusia. Berdasarkan perubahan tersebut, tindakan agresi terhadap Rusia dan sekutu terdekatnya Belarus oleh negara non-nuklir mana pun – termasuk Ukraina – “dengan partisipasi atau dukungan negara nuklir” akan dianggap sebagai “serangan gabungan” yang dapat memicu respons nuklir.
(Rahman Asmardika)