Menanti Kebijakan Luar Negeri Trump soal Ukraina, Israel hingga China

Erha Aprili Ramadhoni, Jurnalis
Rabu 06 November 2024 20:09 WIB
Menanti kebijakan luar negeri Donald Trump soal Ukraina, Israel, hingga China. (Instagram)
Share :

Isu Israel

Trump juga akan menghadapi Timur Tengah yang tidak stabil yang mengancam akan berubah menjadi konflik regional yang lebih luas. Israel berperang di Gaza dan Lebanon sambil berhadapan dengan musuh bebuyutannya Iran, bahkan saat Houthi Yaman menembaki pengiriman komersial di Laut Merah. Ia telah menyatakan dukungannya terhadap perjuangan Israel untuk menghancurkan Hamas di daerah kantong Palestina tersebut. Namun, ia mengatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, sekutu Trump yang secara luas diyakini mendukung kembalinya Harris ke tampuk kekuasaan, harus segera menyelesaikan tugasnya.

Trump diperkirakan akan terus mempersenjatai Israel, yang menurutnya keberadaannya akan terancam jika Harris terpilih. Klaim ini ditolak pemerintahan Biden mengingat dukungannya yang kuat terhadap Israel.

Kebijakannya terhadap Israel kemungkinan tidak akan memiliki syarat apa pun untuk masalah kemanusiaan, berbeda dengan tekanan yang diterapkan Biden secara terbatas. Trump mungkin memberi Netanyahu keleluasaan lebih besar dalam menangani Iran. Namun, Trump dapat menghadapi krisis baru jika Iran, yang telah meningkatkan aktivitas nuklir sejak ia membatalkan kesepakatan nuklir dengan Teheran pada tahun 2018, bergegas mengembangkan senjata nuklir.

Saat Trump terakhir kali berada di Gedung Putih, ia memimpin penandatanganan Perjanjian Abraham antara Israel, Uni Emirat Arab, dan Bahrain. Namun, kesepakatan diplomatik tersebut tidak berdampak apa pun untuk memajukan negara Palestina di Tepi Barat dan Gaza.

Meski begitu, Trump kemungkinan akan mendorong normalisasi hubungan bersejarah antara Israel dan Arab Saudi, sebuah upaya yang dimulai selama masa jabatan pertamanya dan yang juga diupayakan Biden.

Pesan tentang China 

Trump menjadikan sikap keras terhadap China sebagai inti kampanyenya, dengan mengisyaratkan bahwa ia akan menaikkan tarif atas barang-barang China sebagai bagian dari upaya yang lebih luas yang juga dapat berdampak pada produk-produk dari UE. Banyak ekonom mengatakan bahwa langkah-langkah seperti itu akan menyebabkan harga yang lebih tinggi bagi konsumen AS dan menimbulkan ketidakstabilan keuangan global.

Ia mengancam akan bertindak lebih jauh dari masa jabatan pertamanya ketika ia menerapkan pendekatan yang terkadang kacau terhadap China yang menjerumuskan dua ekonomi terbesar dunia itu ke dalam perang dagang. Namun seperti sebelumnya, Trump telah menyampaikan pesan yang beragam, menggambarkan Presiden Tiongkok Xi Jinping sebagai "brilian" karena memerintah dengan "tangan besi".

Trump juga bersikeras bahwa Taiwan harus membayar AS untuk pertahanan. Namun, ia mengatakan Tiongkok tidak akan pernah berani menyerang Taiwan yang diperintah secara demokratis, yang diklaim Beijing sebagai wilayahnya, jika ia menjadi presiden.

Hal lain yang tidak diketahui adalah bagaimana Trump akan menyusun tim keamanan nasionalnya, meskipun banyak kritikus percaya ia akan menghindari melibatkan anggota Partai Republik arus utama yang terkadang bertindak sebagai "pagar pembatas" dalam masa jabatan pertamanya.

(Erha Aprili Ramadhoni)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya