Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia, Romo Agustinus Heri Wibowo, mengatakan Deklarasi Istiqlal adalah ungkapan dan perwujudan iman sebagai sesama saudara kemanusiaan. Deklarasi tersebut secara substansi tidak jauh berbeda dari Dokumen Abu Dhabi, yaitu “The Document of Human Fraternity for World Peace and Living Together” yang ditandatangani Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Sheikh Amhed el-Tayeb saat kunjungan Bapa Paus Uni Emirat Arab (UEA) pada 4 Februari 2019.
“Dalam Deklarasi Istiqlal ada kata Pancasila, itu hadir karena proses dialog, dimana Vatikan menawarkan bagaimana jika ada falsafah Pancasila, menjadi perjumpaan untuk saling mengenal satu sama lain,” kata Romo Heri.
Guru Besar Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, Inayah Rohmaniyah, mengatakan upaya yang bisa dilakukan untuk mendaratkan Deklarasi Istiqlal adalah dengan menyasar kelompok guru atau pendidik sebagai agen perubahan di tengah masyarakat. Itu sebabnya, program Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB) yang diinisiasi Institut Leimena, Masjid Istiqlal, UIN Sunan Kalijaga, dan puluhan mitra lainnya berupaya melatih kompetensi dan keterampilan guru untuk memiliki tradisi berpikir kritis, termasuk dalam pengajaran agama di sekolah yang seringkali lebih mengedepankan indoktrinasi.
“Kami menyaksikan langsung bahwa mekanisme perubahan lewat model LKLB sangat efektif karena dimulai dari diri sendiri dengan memberikan pemahaman lalu kita bawa ke ranah sikap, dimana para guru yang berbeda agama duduk bersama, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, dan berkolaborasi,” kata Inayah.
Senior Fellow Comparative Religion di Jackson School of International Studies, University of Washington, Chris Seiple, menambahkan bahwa pendekatan LKLB yang dijalankan Indonesia bisa diilustrasikan seperti “gado-gado”. Artinya, meskipun saling bercampur, tapi tidak mengubah bentuk asli makanan itu; telur tetap menjadi telur atau tahu tetap menjadi tahu, dan saat digabungkan menjadi satu rasanya sangat enak.
“Pendekatan LKLB adalah cara terbaik untuk menghargai sesama, satu sama lain dan dunia ciptaan yang sudah diberkati Tuhan,” kata Chris Seiple.
Professor Filologi di Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Oman Fathurrahman, mengatakan Deklarasi Istiqlal membawa pesan moral bahwa kemanusiaan di atas keberagaman dan nilai-nilai agama harus menjadi solusi atas terjadinya dehumanisasi dan kerusakan lingkungan di bumi. Di sinilah peran pemuka agama menjadi penting untuk terlibat secara aktif.
(Puteranegara Batubara)