Diharapkan platform "Akal Lokal" dapat menjadi sebuah platform kolaborasi edukatif digital yang menghubungkan komunitas, akademisi, organisasi masyarakat, dan publik umum untuk berbagi wawasan berbasis kearifan lokal.
Geger Riyanto, antropolog dan akademisi dari Universitas Indonesia saat menyampaikan pidato kunci pada peluncuran platform Akal Lokal menaruh harapan besar pada platform ini untuk memperkaya kemanusiaan dunia.
"Saya membayangkan platform Akal Lokal dapat berkontribusi. Ia menyediakan sebuah wadah di mana warga dapat berkontribusi menuangkan pengetahuan lokal sehari-hari mereka, yang sebenarnya berharga dan rentan hilang. Bisa juga, mereka menceritakan tentang ingatan-ingatan paling berkesan tentang apa yang sudah tak mereka jumpai di sekitarnya," harapnya.
Ke depan, siapa saja dimungkinkan untuk menjadi kontributor dan mendokumentasikan pengetahuan yang penting untuk pelestarian budaya, inovasi lokal, dan pembangunan berkelanjutan bagi platform "Akal Lokal".
Hal ini terungkap dari diskusi pemantik pada peluncuran platform Akal Lokal, yang dimoderatori oleh Co-Founder Terasmitra Dicky Lopulalan.
"Akal Lokal pada dasarnya adalah platform partisipasi. Teman-teman bisa membuat akun dan memasukkan tulisan," kata Amelia Rina Nogo de Ornay, Koordinator Knowledge Management Terasmitra.
"Kenapa kita buat Akal Lokal? Itu adalah bentuk kreatifitas lain dari pengelolaan pengetahuan. Kalau buat buku, ya kami buat buku. Buat film, ya film, tapi bagaimana kami bisa mengajak teman-teman semua yang punya pengetahuan lokal yang mungkin resource-nya banyak, kalau kita kumpulkan di satu tempat, akan kaya," tambahnya.