WASHINGTON - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa, (18/3/2025) sepakat untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas energi Ukraina untuk sementara waktu, dalam pembicaraan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald trump. Namun, Kremlin menolak untuk mendukung gencatan senjata penuh selama 30 hari yang diharapkan Trump akan menjadi langkah pertama menuju kesepakatan damai permanen.
Ukraina mengatakan akan mendukung perjanjian yang diperkecil, yang mengharuskan kedua negara untuk menunda penembakan terhadap infrastruktur energi masing-masing selama sekira satu bulan. Para ahli mengatakan Putin menghindari membuat konsesi yang signifikan dalam apa yang bisa menjadi permainan waktu saat pasukan Rusia maju di Ukraina timur.
Gedung Putih mengatakan pembicaraan tentang gencatan senjata maritim di Laut Hitam serta gencatan senjata yang lebih lengkap dan kesepakatan perdamaian permanen akan segera dimulai, menyusul panggilan telepon yang panjang antara Trump dan Putin pada hari Selasa.
Tidak jelas apakah Ukraina akan terlibat dalam pembicaraan tersebut, yang menurut utusan Trump Steve Witkoff akan berlangsung di Jeddah, Arab Saudi pada Minggu, (23/3/2025), demikian diwartakan Reuters.
"Sampai saat ini, kami benar-benar tidak memiliki konsensus mengenai kedua aspek ini - gencatan senjata energi dan infrastruktur serta moratorium penembakan di Laut Hitam - dan hari ini kami sampai pada titik itu, dan saya pikir itu adalah jarak yang relatif dekat menuju gencatan senjata penuh dari sana," kata Witkoff pada program "Hannity" Fox News.
Putin memerintahkan militer Rusia untuk menghentikan serangan terhadap lokasi energi setelah berbicara dengan Trump, kata Kremlin.
Namun, ia menyuarakan kekhawatiran bahwa gencatan senjata sementara dapat memungkinkan Ukraina untuk mempersenjatai kembali dan memobilisasi lebih banyak tentara, dan menegaskan kembali tuntutannya bahwa resolusi apa pun mengharuskan diakhirinya semua bantuan militer dan intelijen ke Ukraina, menurut pernyataan Kremlin.
Trump mengatakan kepada Fox News bahwa bantuan ke Ukraina tidak muncul dalam percakapan tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negaranya akan mendukung usulan untuk menghentikan serangan terhadap fasilitas dan infrastruktur energi selama 30 hari. Ia mengatakan Rusia meluncurkan lebih dari 40 pesawat tanpa awak pada Selasa malam, menghantam sebuah rumah sakit di Sumy dan daerah lain, termasuk wilayah Kyiv yang mengelilingi ibu kota Ukraina.
"Hari ini, Putin secara de facto menolak usulan gencatan senjata total. Dunia seharusnya menolak segala upaya Putin untuk memperpanjang perang," kata Zelensky dalam sebuah posting di aplikasi perpesanan Telegram.
Sejak Rusia melancarkan serangan ke Ukraina pada 2022, Kyiv telah mencoba melawan dengan serangan pesawat nirawak dan rudal di wilayah Rusia, termasuk fasilitas energi. Serangan tersebut, yang menurut Moskow merupakan bentuk terorisme, telah memungkinkan Kyiv untuk memberi tekanan pada ekonomi Rusia.
Pada 11 Maret, Ukraina mengatakan bahwa mereka siap menerima gencatan senjata penuh selama 30 hari, sebuah langkah yang menurut pejabat AS akan mengarah pada putaran negosiasi yang lebih substansial untuk mengakhiri konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua. Perang tersebut telah menewaskan atau melukai ratusan ribu orang, membuat jutaan orang mengungsi, dan menghancurkan seluruh kota menjadi puing-puing.
Trump telah mengisyaratkan bahwa kesepakatan damai permanen dapat mencakup konsesi teritorial oleh Kyiv dan kendali atas pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina.
Zelensky, yang tiba di Helsinki untuk kunjungan resmi pada Selasa tak lama setelah panggilan telepon Trump dan Putin berakhir, mengatakan Eropa harus diikutsertakan dalam perundingan damai Ukraina.
(Rahman Asmardika)