"Kita sudah sampaikan kepada sopir, agar barang prioritas ini tidak busuk sehingga disimpulkan 70:30 (30 mobil angkutan kecil dan 70 mobil besar)," ujarnya.
Namun, dalam proses tersebut, kata Tatang, ada sejumlah orang yang menjadi provokator sehingga terjadi keributan tersebut.
"Tapi ternyata ada provokator dari sopir mobil muatan kosong mengaku sudah lama menunggu antrean, sopir sama sopir ribut antara muatan basah dan kering (mobil kosong), sehingga saling ejek," tuturnya.
"Namun, alhamdulillah, setelah adanya mediasi dan diberi pengertian akhirnya urusan itu sudah clear," pungkasnya.
(Arief Setyadi )