Ken Arok dibawa ke tempat perjudian. Pada waktu itu, Bango Samparan menang, sehingga menurut anggapannya berkat kehadiran Ken Arok. Oleh karena itu, Ken Arok diajak pulang dan dijadikan anak pungut bini tua Bango Samparan, yang kebetulan mandul.
Di Karuman daerah tempat tinggal Bango Samparan Ken Arok merasa kesepian, karena ia tidak dapat bergaul dengan anak-anak Tirtaja, bini muda Bango Samparan. Ia pergi dan bertemu dengan Tita, anak Sahaja, kepala desa Siganggeng. Berkat persahabatannya dengan Tita, ia menetap di Siganggeng dan belajar bersama pada Janggan.
Di rumah Janggan, ia menunjukkan kenakalannya. Buah jambu milik Janggan yang masih mentah dirayah dan diruntuhkan. Melihat perbuatan itu, Janggan marah. Ken Arok tidak berani masuk rumah, lalu tidur di luar di atas timbunan lalang kering.
Ketika Janggan keluar waktu malam, terkejut melihat sinar berpancaran dari timbunan lalang. Ketika didekatinya, ternyata sinar itu berasal dari Ken Arok. Keistimewaan itulah yang membuat Janggan menumpahkan kasihnya kepada Ken Arok.
(Khafid Mardiyansyah)