Houthi Klaim Miliki Senjata Baru untuk Blokade Wilayah Udara Israel

Rahman Asmardika, Jurnalis
Selasa 06 Mei 2025 21:28 WIB
Kelompok Houthi.
Share :

JAKARTA – Kelompok Houthi Yaman, atau yang juga dikenal dengan nama Ansar Allah, mengatakan bahwa pihaknya memiliki senjata baru yang mampu menempatkan blokade udara terhadap Israel, demikian diungkap oleh sumber di dalam kelompok tersebut kepada Newsweek.

"Ya, memang ada senjata baru," kata sumber Houthi kepada Newsweek. "Saat ini kami belum bisa mengungkap jenis senjata apa yang akan kami gunakan untuk melaksanakan operasi udara ini, namun Insya Allah akan efektif."

Komentar itu muncul sehari setelah rudal yang ditembakkan oleh Houthi berhasil menghindari pertahanan udara Israel dan menyerang dekat Bandara Internasional Ben Gurion pada Minggu, (4/5/2025) menghentikan penerbangan selama lebih dari setengah jam. Ben Gurion adalah bandara internasional utama Israel, terletak sekira 12 mil di luar Tel Aviv.

Rudal tersebut tidak langsung diidentifikasi oleh kelompok tersebut tetapi dikatakan "hipersonik"—mampu melaju dengan kecepatan lima kali kecepatan suara—dan mengikuti operasi sebelumnya yang menggunakan apa yang disebut kelompok tersebut sebagai "rudal hipersonik Palestine 2" untuk menargetkan Israel di tengah perang yang sedang berlangsung dengan gerakan Hamas Palestina di Jalur Gaza.

Kampanye ini merupakan bagian dari "blokade udara" yang diumumkan oleh Ansar Allah pada Minggu, menambah "blokade laut" yang telah menyebabkan kelompok tersebut melancarkan ratusan serangan terhadap kapal-kapal komersial dan militer sejak serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu konflik di Gaza.

"Pilihan ini telah dipelajari dan dipersiapkan sejak lama dan bukan merupakan pilihan yang tergesa-gesa atau tidak dipertimbangkan dengan matang," kata sumber itu sebagaimana dilansir Newsweek.

 

"Anda ingat ketika blokade laut pertama kali diberlakukan, beberapa pihak meragukan kemampuan kami untuk melakukannya, tetapi pada akhirnya, tidak seorang pun mampu mencabut blokade tersebut."

"Kami sekarang dengan serius memperingatkan maskapai penerbangan agar tidak melanggar keputusan Yaman karena kami tidak akan bertanggung jawab atas keselamatan mereka setelah peringatan ini," tambah sumber itu. "Solusinya tersedia, termasuk menghentikan agresi terhadap Gaza dan mencabut blokade."

Kehebatan Persenjataan Houthi

Houthi telah menunjukkan kehebatannya dalam menggunakan rudal dan pesawat nirawak selama perang saudara yang mempertemukan kelompok tersebut dengan pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dan didukung oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab sejak 2015. Kelompok tersebut telah mengembangkan kemampuan ini sejak pecahnya perang di Gaza pada 2023.

Amerika Serikat (AS) dan Israel menuduh Kelompok Houthi menerima bantuan militer langsung dari Teheran. Namun, kedua belah pihak telah membantah tudingan tersebut.

Meski begitu, banyak persenjataan Houthi yang menyerupai platform Iran, termasuk rudal balistik permukaan-ke-permukaan Aqeel dan Failaq, yang keduanya tampaknya didasarkan pada model Qiam Iran, dan Toufan, yang mirip dengan garis Ghadr Iran. Palestine 2 tampaknya merupakan varian yang dimodifikasi secara signifikan dari Fateh-110 Iran, yang memungkinkannya menempuh jarak lebih dari 1.300 mil untuk mencapai beberapa serangan jarak jauh kelompok itu hingga saat ini terhadap Israel.

Ansar Allah juga memiliki berbagai macam kendaraan udara tak berawak (UAV), termasuk amunisi berkeliaran, yang juga dikenal sebagai pesawat tanpa awak bunuh diri. Ini termasuk keluarga drone Samad dan Waid, yang memiliki kemiripan dengan Shahed-136 milik Iran, varian yang juga telah digunakan oleh Rusia dalam perang yang sedang berlangsung dengan Ukraina.

 

Di laut, Ansar Allah juga memelopori penggunaan pesawat nirawak angkatan laut serta rudal jelajah antikapal, yang beberapa di antaranya tampaknya didasarkan pada platform Iran dan China serta Soviet yang lebih tua. Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada Maret bahwa Ansar Allah telah menyerang kapal komersial 145 kali dan kapal Angkatan Laut AS 174 kali menggunakan berbagai cara. Pentagon belum melaporkan kerusakan apa pun pada kapal perangnya.

AS bahkan mengakui telah kehilangan salah satu pesawat tempurnya dalam serangan Houthi di Laut Merah pekan lalu. Jet tempur F/A-18 senilai USD60 juta itu jatuh dari dek kapal induk USS Harry S. Truman, saat kapal tersebut berusaha menghindari serangan rudal Houthi.

Selain itu Houthi juga telah menjatuhkan setidaknya 17 pesawat tak berawak MQ-9 Reaper milik militer AS sejak perang di Gaza dimulai.

Pejabat AS mengatakan pasukan mereka telah menyerang lebih dari 800 lokasi yang terkait dengan Ansar Allah sejak pertengahan Maret saja, yang menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur militer kelompok tersebut dan menewaskan para pemimpin utama. Namun, Houthi yang diketahui memiliki jaringan terowongan bawah tanah yang diperkeras untuk menyimpan persenjataannya, telah membantah klaim ini, mengklaim hanya warga sipil yang terbunuh oleh serangan AS.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya