MALANG - Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur 9 kali erupsi. Erupsi terjadi sejak Kamis (8/5/2025) dini hari hingga pagi ini pukul 09.35 WIB.
Aktivitas vulkanik Gunung Semeru ini terpantau oleh petugas di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru. Dari laporan petugas, letusan erupsi pertama pada pukul 00.06 WIB, Kamis dini hari dengan tinggi kolom abu mencapai 800 meter dari puncak kawah.
Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 101 detik.
Dari 9 kali erupsi, dua kali erupsi memiliki ketinggian 800 meter dari puncak kawah, serta terpantau jelas oleh petugas dan warga sekitar Gunung Semeru. Satu erupsi setinggi 800 meter dari puncak kawah terjadi pada pukul 06.41 WIB.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 141 detik," ucap Yadi Yuliandi, pada keterangannya, Kamis pagi.
Selanjutnya Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu relatif mengeluarkan kolom abu vulkanik yang rendah, setinggi 400 dan 500 meter pada pukul 09.04 WIB dan 09.06 WIB.
Secara keseluruhan kata Ghufron Alwi, petugas Pos PGA yang bertugas sepanjang Rabu 7 Mei 2025 sejak pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, menyebutkan, aktivitas gunung Semeru terjadi 58 kali gempa letusan atau erupsi, dengan amplitudo 10-22 mm, dan lama gempa 46-235 detik.
"Terjadi dua kali gempa guguran dengan amplitudo 4-6 mm dan lama gempa 22-55 detik. Terjadi empat kali gempa hembusan, dengan amplitudo 3-6 mm, dan lama gempa 37-63 detik," ucapnya.
Ghufron menambahkan, terjadi satu kali gempa harmonik dengan amplitudo 6 mm, dan lama gempa 702 detik, serta sekali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 32 mm, S-P 18 detik dan lama gempa 172 detik.
"Kesimpulan tingkat aktivitas Gunung Semeru masih berada di level II waspada," tegasnya.
Pihaknya mengimbau, masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak atau pusat erupsi. Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai arus sempadan sungai, di sepanjang Besuk Kobokan.
"Karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak," ungkapnya.
Pihaknya juga meminta warga tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar. Kemudian, mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.
"Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," pungkasnya.
Sebagai informasi, Gunung Semeru merupakan gunung yang memiliki ketinggian 3.676 Mdpl. Lokasinya berada di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, yang menjadi satu lokasi kawasan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
(Arief Setyadi )