FLORES - Seorang remaja laki-laki berinisial APD (20) ditemukan tewas dalam kondisi tergantung di pohon jambu mete, di belakang sekolahnnya di daerah Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur, Senin (2/6/2025).
Kapolres Manggarai Timur, AKBP Suryanto, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, jenazah APD pertama kali ditemukan oleh kekasihnya yang berinisial MLB, dalam keadaan sudah tidak bernyawa dan mulai membusuk.
Berdasarkan keterangan MLB kepada pihak kepolisian, korban sempat melakukan panggilan video padanya pada Sabtu 31 Mei 2025. Dalam percakapan tersebut, APD menyampaikan niatnya untuk mengakhiri hidup dan mengatakan sedang berada di atas pohon. MLB mengira pernyataan itu hanya candaan, karena APD sebelumnya sering mengancam akan bunuh diri setiap kali mereka terlibat konflik.
Meski demikian, setelah panggilan video itu berakhir, MLB mulai merasa khawatir. Ia berulang kali mencoba menghubungi korban, namun meskipun nada sambung terdengar, panggilan tidak pernah dijawab. MLB juga sempat mencari informasi dari teman-teman terdekat APD, namun tidak membuahkan hasil.
Sementara itu, ayah korban, Kristianus mengungkapkan, terakhir kali ia melihat anaknya pada Sabtu pagi sekitar pukul 06.45 WITA. Saat itu, APD berpamitan hendak pergi ke sekolah dengan mengenakan pakaian olahraga—pakaian yang sama saat jasadnya ditemukan.
Sejak hari itu, APD tidak pernah kembali ke rumah. Pihak keluarga telah berusaha mencari keberadaan korban, tetapi tidak menemukan petunjuk. Titik terang muncul pada Minggu 1 Juni 2025 sekira pukul 20.43 WITA, ketika Kristianus menerima kiriman tangkapan layar dari anaknya yang berada di Jakarta. Foto tersebut menunjukkan momen panggilan video antara APD dan MLB, di mana APD tampak berada di atas pohon dalam kondisi gelisah.
Kristianus menyayangkan, sikap MLB yang tidak segera memberi tahu keluarga tentang kondisi APD saat itu. Ia meyakini bahwa jika informasi tersebut diterima lebih cepat, nyawa anaknya mungkin masih bisa diselamatkan.
Menanggapi peristiwa ini, Kapolres AKBP Suryanto menyampaikan keprihatinan mendalam dan mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi mental remaja di lingkungan sekitar.
"Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih peka terhadap kesehatan mental anak-anak dan remaja. Jangan anggap remeh setiap ancaman bunuh diri atau tanda-tanda depresi. Jika menemukan hal yang mencurigakan, segera laporkan kepada keluarga atau pihak berwenang," pungkasnya.
Jenazah korban telah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan guna memastikan tidak ada unsur lain dalam kasus ini.
(Awaludin)